Cari di sini, Bos

Selasa, 28 Juni 2011

Harry Potter 2

Harry merasa sangat senang bisa menghabiskan waktu liburannya di The Burrow bersama dua sahabatnya, Hermione dan Ron, serta bersama seluruh keluarga Weasley yang lain. Harry sangat menyukai keluarga Weasley dan sudah menganggapnya sebagai keluarganya sendiri. Ron Weasley, sahabatnya dari semenjak dia pertama kali naik Hogward express, kereta api yang membawa mereka ke Hogward, sekolah sihir tempat Harry bersekolah. Mereka mengalami banyak petualangan bersama Hermione, sahabat Harry yang lain. Bersama Ron yang jenaka dan setia kawan serta Hermione yang pintar, Harry merasa dia akan sanggup menghadapi apapun. Mr. Dan Mrs. Weasley yang selalu sayang dan menganggap Harry sebagai anaknya sendiri sudah dianggap Harry yang sudah yatim piatu sejak kecil layaknya orangtuanya sendiri. Dua kakak kembar Ron, Fred dan George Weasley selalu bisa membuat Harry tertawa dengan lelucon mereka. Bahkan saat mereka meninggalkan rumah paman Vernon, Fred dan George menjebak Dudley agar memakan Ton-tongue Toffee yang membuat lidah sepupunya itu menjadi membengkak dan memanjang. Harry selalu tertawa bila mengingat hal itu. Charlie dan Bill Weasley, begitu cool, Ron sangat beruntung punya kakak seperti mereka. Ginny, adik perempuan Ron, menurut Harry sangat cute dengan rambut merahnya. Dan walaupun perempuan, Ginny ternyata sangat lincah diatas sapu terbangnya. Satu nilai plus buat Harry karena dia sendiri adalah seorang seeker andalan Griffindor. Kalo saja dia tidak sedang jatuh cinta pada Cho chang dan Ginny bukan adik Ron, Harry mungkin akan tertarik pada Ginny. Dan yang terakhir adalah Percy Weasley. Menurut Harry, Percy cukup lumayan, walaupun dia menjadi saudara paling tidak favorit di kalangan kakak beradik Weasley sendiri. Bahkan saat mereka semua bermain quidditch bersama, Fred dan George berkomentar kalau mereka sebaiknya menukar Harry dengan Percy sebagai saudara mereka, karena Percy tidak suka dan tidak berbakat dalam quidditch sperti Weasley yang lain.

Walaupun Harry sangat senang menikmati hari-harinya di The Burrow, dia juga mendapatkan kesulitan mengalami kesulitan untuk mencari kesempatan membaca buku Sihir yang dia ingin baca ( baca HP xx x series part 1 ). Dia bisa membayangkan omelan dan larangan Hermione kalau dia mengetahui Harry membaca buku Sihir Hitam apalagi tentang seks. Ron juga agak penakut mengenai semua hal yang berhubungan dengan sihir hitam, walaupun Harry tahu dia tidak akan keberatan dengan bagian seksnya. Dan akhirnya Harry memutuskan bahwa dia tidak akan memberitahu siapapun tentang buku itu. Harry pun mendapat ide untuk dapat membaca bukunya tanpa seorangpun tahu. Dia membaca bukunya dengan menggunakan jubah gaib warisan ayahnya. Bila Harry membaca bukunya dengan jubah gaibnya menyelimuti seluruh tubuhnya, maka tak akan ada seorangpun yang bisa melihatnya.

Siang itu, Harry berada di kebun belakang The Burrow sambil mengenakan jubah gaib dan asyik membaca bukunya. Charlie dan Bill duduk di kursi taman didekatnya, tapi mereka tidak menyadari kehadiran Harry. Sementara di tengah kebun, dia bisa melihat Hermione, Ron, Ginny dan si kembar sedang tertawa, bercanda dan bermain. Mereka mengira Harry sedang di kamar, menulis surat untuk Sirius.

Hhmmm…. apa mantra-mantra yang ada di buku ini benar-benar bisa bekerja?”, pikir Harry dalam hati. Harry merasa ragu untuk menggunakan mantra-mantra ini pada Cho Chang, karena kalo ada sesuatu yang nggak beres maka niatnya menaklukan Cho Chang yang ditaksirnya akan menjadi berantakan. Dan Harry pun akhirnya memutuskan untuk mencoba kepada orang lain dulu, tapi Harry bingung dia harus mencobanya pada siapa.

“Hhhmmm…. Bill, lihat deh si Hermione. Dia sexy banget, walaupun baru tahun ke-4 di hogward. Gue suka banget ngebayangin kalo kontol gue bisa ngentot memek mudanya yang pasti sempit banget.”, celetuk Charlie pada Bill. Harry kaget mendengar kata-kata Charlie hingga ia pun menghentikan kegiatannya membaca dan menguping pembicaraan mereka.
“Brengsek he..he…. Loe tetep aja sakit. Dasar Lolita maniak.”, kata Bill sambil tertawa.
“He…he…he… cewek abg kayak hermione, kulitnya lembut banget kayak bayi. Dan gue suka cewek dengan payudara mungil, just like hermione. Gue berani bertaruh putingnya pasti sensitive banget, gue jadi pengen mengulum dan menghisapnya. And she’s got cute innocence face.”, kata Charlie.
“Sakit loe, dia baru 15 tahun Bro. Udah jangan ngomong lagi. Mereka kesini tuh.”, jawab Bill.

Harry bisa melihat kalau Hermine dan Ginny menuju ke arah mereka. Dan setelah mendengarkan kata-kata Bill, kini Harry melihat Hermione dengan perasaan lain. Harry baru sadar kalau Hermione itu cewek yang cantik. Rambut pirangnya yang tebal, wajah imut, dan tubuh yang sudah mulai mekar indah. Dan saat itu juga Harry tahu dengan siapa dia akan mencoba mantra-mantra dalam bukunya.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Piala Dunia Quidditch. Harry begitu senang dan bersemangat hari ini. Karena hari ini, Harry, Hermione, Ron dan keluarga Weasley yang lain akan pergi menonton Piala Dunia Quidditch. Inggris menjadi tuan rumah Final Piala Dunia Quidditch untuk tahun ini, dan ayah Ron berhasil mendapatkan tiket untuk final piala dunia itu dari temannya dari kementrian. Charlie, Bill, dan Percy berangkat menuju ke tempat pertandingan dengan ber-apparate karena mereka semua sudah cukup umur dan sudah lolos apparating test. Sedangkan Harry, Hermione, Ron, Ginny, Fred, dan George berangkat menggunakan portkey ditemani Mr. Weasley. Mereka menggunakan portkey yang letaknya terdekat dengan The Burrow. Pihak Kementrian Sihir telah menyediakan banyak sekali portkey yang bisa digunakan tersebar di seluruh Inggris. Mereka bertemu dengan Cedric Diggory dan keluarganya di tempat portkey disediakan . Cedric juga murid Hogward tapi dia sudah duduk di tingkat atas. Mereka semua menggunakan portkey yang berbentuk sepatu boot tua. Memang semua benda bisa saja digunakan sebagai portkey setelah dimantrai dan mendapatkan izin dari kementrian sihir.

Harry dan yang lainnya tiba di tempat pertandingan Final Piala Dunia Quidditch, tapi mereka harus menginap dulu di tempat yang disediakan di sekitar stadion karena Final Quidditch itu baru diadakan besok pagi. Sudah banyak sekali Penyihir yang mendirikan kemah disana, bahkan kabarnya ada yang sudah berkemah mulai satu bulan yang lalu. Tampaknya semua orang sangat antusias ingin menyaksikan Final Piala Dunia Quidditch ini. Mr. Weasley mendirikan tenda ajaib yang dipinjamnya dari salah satu temannya di kementrian. Tenda itu dari luar tampak seperti tenda biasa saja hingga Harry sempat berpikir bagaimana mereka semua dapat muat di dalam tenda itu. Tapi setelah Harry masuk ke dalam tenda, ternyata bagian dalamnya cukup luas untuk menampung mereka semua. Pasti ini menggunakan mantra perluasan komentar Hermione.

Harry, Ron dan Hermione menggunakan kesempatan ini untuk berjalan-jalan. Banyak sekali penyihir yang mendirikan kemah disana. Selain orang Inggris, Harry juga melihat orang atau penyihir lain yang berasal dari luar Inggris, terutama dari Irlandia dan Bulgaria, karena dua negara inilah yang akan bertanding di final nanti. Mereka juga bertemu dengan teman-teman mereka yang sama-sama bersekolah di Hogward yang juga berencana menonton pertandingan akbar ini. Saat mereka kembali ke kemah, tampak Bill, Charlie dan Percy juga ikut bergabung.

Keesokan harinya, mereka semua menuju ke stadion tempat pertandingan berlangsung. Tapi sedikit ada masalah karena ternyata teman Mr. Weasley lupa untuk memesankan dua tiket tambahan yang dipesan Mr. Weasley untuk Harry dan Hermione. Dia hanya menyerahkan tiket untuk keluarga Weasley saja. Tapi sebagai permintaan maaf, dia mengusahakan agar Harry dan Hermione tetap bisa masuk walaupun mereka tidak dapat jatah tempat duduk.

“Ngg…. Mr. Weasley, biar saya dan Hermione menonton pertandingan disana saja.”, kata Harry sambil menunjuk bagian undakan tangga yang dipakai sebagai jalan.
“Jangan Harry. Lebih baik kita semua nonton bersama-sama saja disini. Lebih rame kalau semuanya ngumpul.”, kata Arthur Weasley.
“Tapi…”
“Sudahlah Harry. Begini saja. Biar Ginny dan Hermione menonton sambil duduk di pangkuan Bill dan Charlie. Ginny dan Hermione yang tubuhnya paling kecil dan aku rasa Bill dan Chalie tidak akan keberatan.”
“Tentu saja kami mau. Sini, Hermione. Biar Ginny dipangku sama Bill.”, sahut Charlie segera. Harry melihat ke arah Charlie yang sudah mengambil tempat duduk paling sudut. “Tentu saja kau mau. Charlie. Aku tahu apa yang ada dalam pikiranmu he…he…. naughty Charlie.”, komentar Harry dalam hati karena dia tahu Charlie sangat bernafsu dengan cewek di bawah umur, apalagi yang cantik seperti Hermione. Harry tak sengaja mendengar percakapan Charlie dan Bill beberapa hari yang lalu. Dan Harry pun segera mengambil tempat duduk di samping Charlie, karena dia merasa nanti pasti terjadi kejadian menarik yang tak akan mau dia lewatkan.

Hermione tampak ragu-ragu, tapi setelah melihat Ginny yang duduk dipangkuan Bill, akhirnya gadis remaja itu pun menghampiri tempat Charlie dan Harry.
“Nnng…. beneran nggak apa-apa Charlie? Aku bisa kok menonton sambil berdiri.”, kata Hermione merasa tak enak pada Charlie.
“Jangan sungkan Hermione. Sini duduk di pangkuan aku.”, kata Charlie sambil menarik Hermione untuk duduk dipangkuannya. Hermione pun menurut dan duduk di pangkuan Charlie.

Sexopus Sensitivo”, bisik Harry pelan sambil mengayunkan tongkat sihirnya ke arah Hermione dengan gerakan yang tak kentara. Suara hingar bingar dalam stadion membuat tak ada yang mendengar mantra yang diucapkan Harry. Harry mencoba salah satu mantra yang tertulis di buku “Kumpulan Sihir-Sihir Hitam tentang Seks dan Penerapannya” yang sedang dipelajarinya. Mantra itu bisa membuat birahi seks orang yang dimantrai menjadi sangat besar dan juga membuat sensitifitas tubuh orang itu terhadap rangsangan birahi menjadi sangat tinggi. Dengan kata lain mantra itu membuat orang menjadi horny dan mudah sekali terangsang. Dan kini Harry mencoba mantra itu pada Hermione, sahabatnya yang cantik itu.

Hermione sedang asyik menonton tarian yang dilakukan para veela, yang katanya merupakan golongan manusia yang memiliki darah peri sehingga paras mereka cantik jelita. Memang wanita veela semuanya berwajah cantik jelita dan memiliki tubuh yang indah. Kecantikan mereka bahkan seperti menyihir semua pria di dalam stadion itu. Ron bahkan sampai melongo saking kagumnya. Tiba-tiba Hermione merasa ada yang aneh di tubuhnya. Ada perasaan aneh yang belum pernah dikenalnya melanda dirinya. Hermione merasa jantungnya berdebar-debar, putting payudaranya mengeras, vaginanya berdenyut-denyut dan mulai basah.
Ada apa denganku? Ini…ini…aahhh…. Jangan-jangan aku sedang aahhh…..”, pikir Hermione bingung. Sebagai gadis remaja yang baru berusia 15 tahun, memang baru kali ini Hermione merasa seperti ini. Tapi Hermione adalah seorang kutu buku, dan dia pernah membaca buku tentang pendidikan seks untuk remaja. Waktu itu memang dia tak seberapa paham tentang semua yang ada di buku selain seks adalah cara makhlik hidup untuk berkembang biak. Tapi sekarang dia sadar kalo dia sedang dilanda nafsu birahi seperti ciri-ciri yang pernah disebutkan di buku itu. “Tapi kenapa? Dan kenapa sekarang ? Disini?”, pikir Hermione lagi.

Tarian yang dipertunjukkan oleh para Veela sudah selesai, dan para Veela pun masuk kembali ke ruang ganti. Semua laki-laki di dalam stadion yang tadi terhanyut oleh kecantikan veela pun sudah mulai sadar. Charlie pun demikian. Tapi kemudian Charlie menyadari bahwa ada yang aneh dengan Hermione yang duduk dipangkuannya. Gadis itu terlihat tidak tenang dan gelisah. Saat Charlie memperhatikan sosok belia yang ada dipangkuannya itu, nafsu birahi mulai menghinggapinya. Memang Charlie selalu tertarik dengan gadis remaja seperti Hermione. Bill selalu mengoloknya dengan lolita lover karena kebiasaannya itu. Dan kini dengan adanya gadis remaja yang cantik seperti Hermione duduk dipangkuannya, Charlie pun tak kuasa menahan nafsu birahinya. Apalagi duduk Hermione yang tak tenang dan gelisah membuat pantatnya menggesek-gesek kemaluan Charlie yang langsung mengeras. “Mmmm…. aku nggak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini”, pikir Charlie dalam hati.

Tangan kiri Charlie hinggap diatas lutut Hermione, dan dia berpura-pura asyik menonton pertandingan. Hermione sedikit kaget ketika merasakan tangan Charlie yang hinggap diatas lututnya. Tapi ketika gadis itu melihat ke arah Charlie, Hermione melihat Chalie sedang asyik menonton pertandingan Quidditch yang baru saja mulai. Hermione akhirnya membiarkan saja kelakuan Charlie, dan mengira hal itu karena tak sengaja. Apalagi sekarang gadis cantik itu sedang gelisah karena dirinya sedang dilanda birahi yang dia sendiri tak tahu darimana asalnya.

Tak lama kemudian Hermione merasakan tangan Charlie bergerak menelusuri kakinya, perlahan merayap naik ke pahanya sampai di perbatasan rok mini yang dipakainya. Sentuhan Charlie memberikan sensasi yang aneh bagi Hermione. Gadis remaja itu sampai merasa bulu kuduknya meremang. Memeknya terasa makin gatal dan berdenyut-denyut, putingnya makin mengeras hingga kini tercetak jelas di kaos letat yang dipakainya karena dia tidak memakai BH. Nafasnya terasa semakin berat. Hermione menyadari kalo perbuatan Charlie sebenarnya tidak patut, tapi entah kenapa dia tidak melakukan apa-apa untuk menghentikannya. Bahkan Hermione menikmati sentuhan Charlie.

Harry sedari tadi terus melirik dan memperhatikan tingkah Hermione dan Charlie yang duduk disebelahnya. Dan dia sadar bahwa mantranya bekerja. Hermione yang normal, tentu sudah menghentikan tindakan Charlie, bahkan mungkin akan marah besar. Tapi sekarang sahabatnya yang cantik itu tak melakukan apa-apa dan kelihatannya malah menikmati tingkah kurang ajar Charlie. Harry tahu bahwa Charlie ingin bertindak lebih jauh tapi tentu saja Charlie tidak ingin ketahuan oleh orang lain. Harry pun mendapat ide. Dia melepas jaketnya.

“Pake ini Hermione. Biar kamu nggak kedinginan.”, kata Harry sambil meletakkan jaketnya kepangkuan Hermione. Kini tubuh Hermione tertutup dari pinggang sampai bawah lututnya oleh jaket Harry. Hermione bingung dengan tindakan Harry, tapi dia hanya bisa bilang terima kasih pada temannya itu. Sementara itu Charlie menatap Harry dengan pandangan kaget, karena tindakan Harry akan membuatnya lebih leluasa dalam aksinya. “Apa Harry tahu?”, pikir Charlie. Tapi kemudian dia melihat Harry mengedipkan sebelah matanya sambil menyeringai. Charlie pun paham. Kini dia tak perlu lagi kuatir. Jaket Harry akan menyembunyikan apa yang akan dia lakukan dari pandangan orang. Dan dia tak perlu kuatir ketahuan karena orang yang ada di sebelahnya yaitu, Harry Potter, malah mendukungnya.

Hermione merasa tangan Charlie kembali merayap di pahanya. Jaket Harry membuat semua itu tak kan terlihat oleh orang lain. Tangan Charlie terus naik sampai kedalam rok mini yang dikenakannya. Hermione semakin gelisah. Entah kenapa hari ini tubuhnya begitu sensitif. Sentuhan jari-jari Charlie bagaikan mengirimkan sengatan birahi ke sekujur tubuhnya. Hermione ingin menghentikan ini semua, tapi ia tak bisa. Dia tak bisa karena dia juga menginginkannya. Permainan Charlie memberinya kenikmatan yang dia inginkan.

“Ufffhh…”, lenguhan lirih meluncur dari bibir Hermione saat tangan Charlie mulai merayap pada gundukan vaginanya yang masih tertutup celana dalam. Charlie tersenyum girang saat mengetahui celana dalam Hermione terasa agak lembap. Anggota keluarga Weasley yang mempunyai pekerjaan yang berhubungan dengan naga itu makin merasa di atas angin karena Charlie sadar kalo gadis remaja berumur 15 tahun yang duduk di pangkuannya itu mulai bangkit gairah birahinya dan menikmati perbuatan Charlie padanya.

Di tengah sorak sorai suara penonton pertandingan final piala dunia quidditch, jari-jari Charlie bergerak lincah menyusup di dalam rok mini Hermione. Bahkan Charlie mulai berani menyusupkan jarinya melalui celah celana dalam Hermione hingga ia bisa merasakan vagina gadis remaja itu dengan sentuhan jarinya. Charlie tersenyum menyeringai saat bisa merasakan vagina Hermione yang terasa lembut dan hangat. Bulu-bulu halus tampaknya sudah mulai tumbuh menghiasi vagina itu, walaupun masih jarang.

Hermione begitu kaget saat merasakan jari Charlie membelai bibir belahan vaginanya. Gadis remaja yang cantik dan manis itu ingin menghentikan perbuatan Charlie, tapi dia tak ingin seorang pun tahu kejadian memalukan ini. Selain itu ada semacam perasaan aneh yang menghinggapi tubuhnya saat belahan vaginanya dibelai seperti itu.

“Uugghh….”, pekik Hermione saat merasakan jemari Charlie menerobos masuk ke dalam belahan vaginanya. Untung saja pekikannya itu berbarengan dengan gol yang dibuat oleh pemain Irlandia, hingga suara pekikan Hermione tertutup oleh sorak sorai para penonton.

Hermione benar-benar merasa gelisah. Dia menggigit bibirnya sendiri, mencoba bertahan agar tak mengeluarkan suara lenguhan atau desahan apapun. Jemarinya meremas jaket Harry yang menyelimuti tubuhnya bagian bawah. Tapi serangan jemari Charlie dalam liang vaginanya yang masih perawan dan belum terjamah oleh siapapun itu membuat gadis cantik yang masih berusia 15 tahun itu hampir tak bisa bertahan. Jari Cahlie yang bergerak keluar masuk dalam vaginanya itu menggesek dinding vaginanya yang begitu sensitif, mengirimkan sensasi kenikmatan yang terasa menjalar keseluruh tubuh belianya.

Sementara itu Charlie tertawa senang dalam hatinya dan semakin bersemangat memainkan jemarinya dalam liang vagina Hermione. Bahkan kini dia menambah satu jari lagi hingga kini dua jarinya sibuk bergerak keluar masuk dalam liang hangat yang sempit itu. Hermione yang gelisah tanpa sadar pantatnya sedikit bergerak tak teratur dalm pangkuannya hingga membuat Charlie yang kontolnya tertindih pantat Hermione ikut merasakan nikmat. Apalagi jepitan liang vagina Hermione yang kuat dan hangat pada jemarinya membuat Charlie makin bergairah. Ingin rasanya Charlie memasukkan jarinya lebih dalam hingga menembus selaput dara Hermione atau menembus vagina perawan itu dengan batang kontolnya yang sudah sangat tegang dalam celananya. Tapi Charlie tahu itu tak mungkin dilakukannya disini. Tapi Charlie bisa merasakan vagina Hermione yang makin basah, tanda bahwa gadis dibawah umur yang ada di pangkuannya itu juga bangkit birahinya, membuat Charlie merasakan kenikmatan tersendiri.

“Hhhmmpp…sstt….”, Hermione berusaha keras menahan agar tak berteriak saat jemari Charlie yang lain menemukan klitoris mungilnya lalu mempermainkan klitoris itu dengan penuh nafsu. Hermione pun merebahkan kepalanya ke belakang dan bersandar di pundak Charlie. Gadis itu hanya bisa memejamkan matanya dengan nafas berat terlena oleh kenikmatan yang terus menjalas ke seluruh tubuhnya.

Charlie mencium keharuman rambut Hermione yang tebal, ikal, dan sedikit bergelombang itu. Jemarinya terus bermain dengan asyik di vagina Hermione. Charlie pun menikmati saat pantat Hermione bergerak tak tenang dalam pangkuannya karena tak mampu menahan kenikmatan yang diberikan permainan jarinya. Pantat Hermione yang selalu bergerak gelisah itu menindih kontolnya yang menjadi semakin tegang dan memberi kenikmatan tersendiri bagi Charlie. Charlie menyusupkan kepalanya di samping kepala Hermione yang bersandar padanya, di sisi yang berlawanan dengan tempat keluarganya duduk hingga perbuatannya tak akan ketahuan. Leher Hermione yang mulus menjadi sasaran Charlie. Bibir Charlie menciumi leher Hermione yang mulus menggoda, membuat Hermione makin terlarut dalam permainannya.

Sementara itu Harry Potter sekarang sedang bingung. Penyihir remaja itu tak tahu harus mengarahkan pandangannya kemana. Di satu sisi ia ingin melihat serunya pertandingan final piala dunia quidditch antara Irlandia dan Bulgaria. Permainan dan kekompakan tim Irlandia benar-benar luar biasa, tapi seeker Bulgaria, Viktor Krum, benar-benar hebat. Sedangkan di sisi lain Harry juga ingin melihat apa yang sedang dilakukan Charlie pada Hermione. Dia yang memantrai Hermione hingga gadis itu menjadi naik gairah birahinya dan tak menolak perlakuan tak senonoh Charlie terhadapnya, hingga Harry juga merasa sayang untuk melewatkannya. Akhirnya Harry pun memutuskan untuk lebih berkosentrasi pada quidditch karena dia berpendapat dia akan punya waktu sendiri nanti untuk bereksperimen dengan Hermione.

“Hhhmmppp..hhhmmmppp…ssttt…..hhmmppphhh…..”, Hermione berusaha keras mengatupkan mulutnya agar tak menjerit atau berdesah keras saat gadis remaja itu akhirnya mencapai puncak kenikmatannya. Tubuhnya menggeliat karena rasa nikmat yang teramat sangat itu. Untung saja Charlie segera merangkul perutnya hingga Hermione tetap duduk di pangkuan Chalie. Tapi perbuatan Charlie itu membuat pantat Hermione bergerak liar dalam posisi masih terus meindih kontolnya, dan orgasme Hermione juga begitu menaikkan gairah Charlie, hingga akhirnya Charlie pun tak tahan lagi. Kontolnya menyemprotkan cairan kenikmatan dalam celananya sendiri.

Hermione benar-benar dihanyutkan gelombang orgasme yang pertama kali dialaminya itu. Kenikmatannya menjalar di seluruh tubuhnya dan membuat gadis itu serasa terbang di awan. Perasaan takut ketahuan karena sekarang ia sedang berada dalam tempat umum malah membuat orgasmenya terasa makin intens dan seakan melucuti semua energinya. Setelah orgasmenya usai Hermione pun bersandar pada Charlie dengan tubuh lemas dan nafas sedikit tak beraturan.

“Wuh..Huurrayy………..”, teriakan membahana dari seluruh penonton dalam stadion terdengar bergemuruh. Seluruh penonton berdiri sambil bersorak-sorak saat akhirnya seeker Bulgaria, Viktor Krum, berhasil menangkap Snitch dengan gerakan terbang yang luar biasa. Walaupun seeker Bulgaria yang berhasil menangkap snitch itu tapi skor sudah dimenangkan Irlandia dengan jarak cukup jauh hingga nilai akhir pun tetap dimenangkan oleh Irlandia. Supporter hijau Irlandia bersorak dengan keras menyambut kemenangan timnya, sedangkan pendukung Bulgaria cukup puas menyaksikan kepiawaian Viktor Krum, seeker kebanggan mereka.

Harry Potter dan seluruh keluarga Wesley, kecuali Charlie dan Hermione, juga ikut bersorak. Charlie akhirnya memaksakan untuk berdiri dan ia membantu Hermione yang masih lemas agar gadis itu dapat berdiri dengan wajar. Wajah Hermione memerah tak berani menatap pada Chalie, tapi Charlie cuek, malah tersenyum senang melihat Hermione yang sudah berhasil dibuatnya larut dan terlena oleh permainan jarinya saja. Harry Potter melirik pada Charlie dan Hermione sambil tersenyum menyeringai. Dia memandang Hermione yang berdiri dengan sikap sedikit salah tingkah.

“Hhmm… sebentar lagi, Harry. Sebentar lagi akan tiba giliranmu he..he..he…”, kata Harry dalam hati pada dirinya sendiri.


* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *


Harry Potter senang sekali melewatkan liburan kali ini dengan menonton final piala dunia Quidditch bersama keluarga Weasley dan Hermione. Hanya ada satu hal yang mengganggu liburannya itu, yakni saat usai final itu para Pelahap Maut (sebutan untuk para pengikut Lord Voldermort) membuat keributan, ditambah lagi dengan munculnya Tanda Kegelapan yang merupakan lambang Lord Voldermort. Bahkan yang digunakan untuk membuat Tanda Kegelapan itu adalah tongkat sihir Harry sendiri yang sempat hilang di tengah kericuhan yang ditimbulkan para Pelahap Maut.

Kericuhan malam itu memang sempat membuat Harry merasa gundah dan bertanya-tanya apa yang sedang direncanakan Lord Voldermort, musuh besarnya itu. Harry tahu kalo Lord Voldermort bisa dikatakan sudah mati karena dia tak lagi mempunyai tubuh atau fisik yang sempurna setelah kejadian yang menewaskan kedua orangtuanya. Tapi sudah beberapa kali penyihir kegelapan yang paling kejam itu selalu mengganggunya walaupun hanya berupa roh yang merasuki tubuh orang lain (baca HP1 karya JK Rowling), lewat barang peninggalannya (baca HP2 karya JK Rowling), ataupun lewat anak buahnya yang masih setia dan menunggu kebangkitan Lord Voldermort.

Kekhawatiran Harry tak berlangsung lama, sebab saat hari pertama dia mulai masuk sekolah sihir di Hogward, Profesor Dumbledore mengumumkan hal yang benar-benar mengejutkan untuk semua murid Hogward. Tahun ini akan diadakan lagi Turnamen Tri Wizard yang sudah lama tidak diadakan. Turnamen Tri Wizard adalah turnamen antar tiga sekolah sihir, yaitu Hogward, Dumstrang, dan Beauxbaton. Tiga sekolah itu akan mengajukan masing-masing seorang wakil murid yang dipilih dan saling bersaing dalam turnamen itu. Tentu saja Hogward menjadi heboh saat Profesor Dumbledore mengumumkan hal itu. Sejak saat itu yang menjadi obrolan para murid hanyalah Tri Wizard turnament.

Tapi bagi Harry, turnamen Tri Wizard itu hanya menarik perhatiannya sebentar saja. Penyihir remaja itu kembali memusatkan perhatiannya untuk mempelajari buku sihir hitam yang sudah mulai dipelajarinya semenjak mimpi buruk tentang Lord Voldermort malam sebelum dia berangkat ke rumah keluarga Weasley ( baca HP xxx series 1 ). Semakin lama Harry mempelajari buku itu, Harry semakin tertarik. Diam-diam Harry mulai sibuk mempelajari buku itu dan berusaha agar tak diketahui siapapun, termasuk Ron dan Hermione. Harry bahkan nekat mencuri bahan-bahan untuk ramuan dari kantor Snape, guru yang paling berbahaya di Hogward bagi Harry, untuk mencoba membuat ramuan-ramuan rahasia yang diajarkan di buku itu.


* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Suasana makan malam di Hogward saat itu sangat ramai dan meriah, karena di ruang makan Hogward yang sangat besar itu sekarang tak hanya berisikan murid-murid Hogward saja, tetapi juga ada rombongan murid dari Beaubaxton dan Dumstrang. Kedatangan rombongan sekolah sihir lain itu begitu menghebohkan hingga masih menjadi bahan perbincangan murid-murid lain. Apalagi Viktor Krum, seeker andalan timnas Quidditch Bulgaria ternyata adalah salah satu murid Dumstrang yang ikut dalam rombongan. Meskipun Harry Potter adalah penggemar Quidditch tapi kehadiran Viktor Krum hanya sebentar saja menarik perhatiannya. Harry lebih tertarik dengan rombongan dari Beaubaxton yang kebanyakan terdiri dari cewek-cewek cantik, terutama gadis yang bernama Fleur Delacour, gadis tercantik dalam rombongan itu. Kecantikan Fleur mengingatkan Harry pada Vella. Bahkan reaksi ternganga Ron saat melihat Fleur sama konyolnya waktu sahabatnya itu melihat Vella saat piala dunia kemarin dulu.

“Saat-saat yang kita tunggu telah tiba.”, kata Voldermort yang segera menarik perhatian seluruh siswa hingga ruangan pun menjadi agak hening dan semua perhatian terpusat pada kepala sekolah Horgward yang berwibawa itu.

“Turnamen Triwizard akan segera dimulai. Saya hanya akan mengatakan beberapa hal sebelum kita memasuki pembahasan mengenai penjelasan peraturan yang harus dipatuhi dalam turnamen tahun ini. Tapi sebelumnya saya akan mempernalkan Mr. Bartemius Crouch, Kepala Departermen Sihir Luar Negeri (semacam Menlu), dan Mr. Ludo Bagman, Kepala Departemen Olahraga dan Permainan Sihir (Menpora). Mereka berdua telah bekerja dengan keras untuk mempersiapkan turnamen triwaizard tahun ini dan akan bergabung bersama saya, Profesor Karkarof dari Dumstrang, dan Madame Maxime dari Beaubaxton dalam tim juri yang menilai para peserta turnamen tahun ini.”

“Mr. Filch, tolong ambilkan kotaknya.”, kata Dumbledore. Perhatian seluruh siswa segera terpusat pada kotak kayu besar yang digotong Filch ke depan Dumbledore.

“Instruksi tugas dan tantangan-tantangan yang akan dihadapi para peserta turnamen tahun ini sudah di evaluasi oleh Mr. Bagman dan Mr Crouch, dan mereka berdua telah membuat beberapa pengaturan yang diperlukan untuk setiap tantangan. Akan ada tiga tugas yang harus dihadapi para peserta. Tugas-tugas itu akan menguji kemampuan para peserta dalam beberapa aspek yaitu, kekuatan sihir, keberanian, kecerdikan, dan tentu saja kemampuan mereka dalam mengahadapi bahaya atau ancaman.”

“Seperti yang sudah kalian ketahui, akan ada tiga peserta dalam turnamen ini, masing-masing satu orang dari tiap sekolah sihir. Mereka akan dinilai dalam setiap tugas yang mereka selesaikan dan peserta yang mempunyai nilai paling tinggi setelah melaksanakan tugas tersebut akan dinobatkan menjadi pemenang turnamen triwizard ini. Untuk menentukan para peserta yang berhak mengikuti tunamen ini akan digunakan The Goblet of Fire (Piala Api).”

Bersamaan dengan kata terkhirnya, Dumbledore mengayunkan tongkat sihirnya mengetuk tutup kotak yang tadi digotong oleh Filch. Kotak itu terbuka, lalu Dumbledore meraih ke dalamnya. Dia mengangkat sebuah piala kuno berukuran besar yang mempunyai api biru yang menyala dari dalam piala itu. Dumbledor menutup peti dan meletakkan piala itu diatasnya.

“Setiap murid yang ingin mengikuti turnamen triwizard ini mempunyai waktu 24 jam untuk menuliskan nama dan sekolahnya dalam secarik kertas, lalu memasukkannya dalam piala ini. Besok malam, tepat saat malam Hallowen, piala api akan menyeleksi peserta dan akan memilih tiga orang peserta yang dianggap paling pantas untuk mengikuti turnamen ini mewakili sekolahnya.”

“Untuk mencegah agar tak ada penyihir yang masih dibawah umur mengikuti turnamen ini, saya akan menaruh mantera garis umur di sekeliling piala api. Tak seorang pun yang berumur di bawah 17 tahun yang akan dapat melewati lingkaran mantera itu.”

“Jangan pernah menganggap remeh turnamen ini. Sekali kalian mendaftar dan akhirnya terpilih, maka kalian harus mengikuti turnamen ini sampai selesai karena peserta akan diikat oleh kontrak sihir yang mengikat.”

Kata-kata Dumbledore selanjutnya sudah tak lagi menjadi perhatian para siswa. Mereka semua berdebat tentang siapa yang pantas menjadi wakil sekolah mereka. Beberapa siswa yang tertarik dengan turnamen itu walaupun belum cukup umur mulai membicarakan bagaimana caranya agar bisa mengikuti turnamen yang berhadiah uang cukup besar itu. Fred dan George bahkan sudah mulai menyiapkan rencana mereka. Sementara itu Harry tak begitu peduli dengan turnamen triwizard itu. Dia belum cukup umur hingga tak mungkin mengikuti turnamen itu. Lagipula simpanan uang Harry, warisan dari orang tuanya berjumlah cukup banyak hingga ia sama sekali tak tertarik dengan hadiah uang turnamen itu. Lagipula perhatian Harry sekarang adalah mempelajari buku sihir hitam yang ditemukannya. Dia sudah tak sabar untuk kembali kekamar dan mulai mempelajari buku “Kumpulan Sihir-Sihir Hitam tentang Seks dan Penerapannya” itu lagi.


* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Ruangan toilet itu terlihat kurang terawat dan sepi sekali. Memang toilet yang satu ini sangat jarang sekali digunakan oleh para murid Hogward, hampir tak pernah bahkan. Penyebabnya adalah karena di toilet itu ditinggali hantu seorang cewek yang super sensi, cengeng, dan ngejengkelin banget, Myrtle Merana.

Tapi hari ini sepertinya ada yang menggunakan toilet tsb. Sebuah kuali besar terlihat melayang ditengah ruangan toilet itu. Api besar terlihat menyala dibawahnya. Seorang penyihir remaja sedang sibuk mengaduk ramuan hijau yang bergelembung yang ada di dalam kuali besar itu. Kerudung jubah yang dipakai menyelimuti kepalanya membuat wajah penyihir muda itu tak terlihat jelas, hanya bibir yang tersenyum aneh yang bisa terlihat.

Senyuman penyihir muda itu mengembang saat melihat ramuan hijau itu kini perlahan berubah warna menjadi biru muda.
 ”Sekarang saatnya memasukkan bisa ular kepala dua ini. Untung saja aku tak kepergok Snape sialan itu saat mencuri ramuan ini dari lemarinya.”, kata penyihir muda itu sambil menuangkan beberapa tetes cairan hitam pekat dari sebuah botol kecil ke dalam kuali besar itu. Asap putih pekat segera mengepul keluar dari campuran ramuan dalam kuali itu. Penyihir muda itu terpaksa sedikit mundur menjauh.

Perlahan asap putih itu menghilang dan menguap. Kini cairan di dalam kuali itu berwarna keemasan cemerlang. Penyihir muda itu tertawa pelan, sambil menyingkap kerudung jubah yang menutupi kepalanya. Kini wajahnya yang cukup tampan dapat terlihat lebih jelas. Penyihir muda itu melepas kacamata butut yang dipakainya. Membersihkan embun yang menempel karena uap ramuan tadi.  Dipakainya kacamata itu kembali sambil menyingkapkan sebagian rambutnya yang terkesan berantakan dan menutupi dahinya. Segores bekas luka berbentuk petir terlihat di dahimya yang sebelumnya tertutupi rambutnya. 

Ternyata penyihir muda yang sedang membuat ramuan itu adalah Harry Potter, Anak yang Bertahan Hidup. Sementara murid Hogward yang lain dan juga murid Dumstrang dan Beaubaxton selalu meributkan Turnamen Piala Api yang akan berlangsung, Harry bahkan tak memperdulikannya sama sekali. Penyihir remaja yang yatim piatu itu kini tenggelam dalam kesibukan barunya, yaitu mempelajari buku sihir hitam, “Kumpulan Sihir-Sihir Hitam tentang Seks dan Penerapannya” yang ditemukannya beberapa waktu lalu. Kini Harry sibuk membuat ramuan di toliet wanita yang jarang sekali dipakai oleh murid Hogward. Ramuan ini adalah ramuan terakhir yang harus dibuatnya untuk menyempurnakan beberapa ramuan yang digunakannya selama beberapa hari ini menurut buku sihir Hitam itu.

Harry kemudian membuka jubah dan celana yang dikenakannya, hingga kini bagian bawah tubuhnya telanjang. Harry meraih batang kemaluannya yang masih lemas lalu mengocok dengan tangannya sambil memjamkan matanya mencoba membayangkan tubuh sexy Cho Chang kala telanjang. Tak lama kemudian, batang kemaluan Harry pun mengeras hingga kini berdiri dengan gagahnya. Batang kemaluan Harry ternyata berukuran lumayan besar untuk anak berusia 14 tahun, bahkan mungkin cukup lumayan untuk standard orang dewasa. Kemaluan Harry kira-kira panjangnya 18 cm, dengan diameter yang cukup besar sesuai dengan panjangnya.

Sebenarnya beberapa hari yang lalu, kemaluan Harry tidaklah sepanjang dan sebesar itu. Ukurannya biasa saja, sekitar 12 cm, seperti rata-rata ukuran kemaluan remaja berusia 14 tahun. Tapi setelah beberapa hari ini Harry selalu menggunakan ramuan yang tertulis dalam buku sihr hitam itu, kemaluannya sekarang bertambah panjang 6 cm dan ukuran diameternya pun bertambah juga. Tak hanya itu, ramuan dari buku itu ternyata juga membuat stamina Harry makin bertambah. Kini dia harus onani lebih lama untuk mencapai orgasme, bahkan Harry sanggup orgasme beberapa kali dengan kemaluan yang tetap keras dan berdiri dengan gagah meskipun telah orgasme.

Harry mengambil ramuan berwarna keemasan dalam kuali dengan sebuah gayung, lalu menyiramkannya di seluruh batang kemaluannya. Penyihir remaja itu mengulangi perbuatannya beberapa kali, sampai seluruh cairan dalam kuali itu habis dipakainya. Ramuan ini adalah ramuan terakhir yang berguna untuk menyempurnakan ramuan yang digunakannya sebelumnya. Khasiatnya adalah……..

“Wow……”, terdengar pekikan kaget seorang gadis dan Harry merasakan tiupan angin dingin pada kemaluannya. Harry pun kaget dan segera menengok ke asal suara. Ternyata yang mengeluarkan suara itu bukanlah seorang gadis, melainkan hantu gadis remaja yang tidak disukai para murid hogward yang lain, Myrtle Merana.

Myrtle Merana adalah hantu gadis murid hohward yang meninggal di toilet itu karena tatapan Basilisk, ular raksasa peliharaan Voldermort, saat Penyihir kegelapan itu masih bersekolah di Hogward. Sejak dia dibunuh di toilet itu maka Myrtle pun menghantui toilet tsb hingga murid hogward pun malas menggunakan toilet tsb. Murid-murid Hogward bukannya takut dengan hantu, tapi sifat Myrtle yang super sensitif , tukang mengeluh dan menjengkelkan, yang membuat murid Hogward enggan menggunakan toilet tsb.

“Aku harap hantu bisa memegang tubuh manusia jadi aku bisa megang kemaluan kamu yang hmmm……besar itu hi..hi…hi…..”, kata Myrtle dengan suara cemprengnya. Rupanya angin dingin yang tadi dirasakan Harry di selangkangannya adalah tangan hantu Myrtle yang mencoba memegangnya. Harry pun buru-buru memakai celananya lagi.

“Harry!!! Harry!!!! Kau disini?”, terdengar suara teriakan Ron yang mencari Harry. Harry pun segera mengacungkan tongkat sihirnya dan lenyaplah semua peralatan memasak ramuan yang tadi digunakannya. Setelah itu pun Harry pun segera keluar dari toilet itu, dan dia melihat Ron yang berjalan di lorong sambil berteriak memanggil namanya. Harry pun segera menghampiri Ron.

“Hi! Ada apa bro?”, sapa Harry.
“Kamu darimana aja sih? Pengumuman calon finalis Tri Wizard Turnament akan segera dimulai tuh. Ayo kita ke aula.”, ajak Ron. Kedua penyihir remaja yang bersahabat karib itu pun segera berlari melalui lorong-lorong sekolah sihir Hogward dan menuju ke aula besar.

Ternyata di sana sudah ramai sekali. Semua murid hogward dan murid-murid dari Beaubaxton dan Dumstrang tumpah ruah di aula yang besar itu. Para guru pengajar dan wakil dari kementrian juga datang. Bahkan ada juga perwakilan dari surat kabar sihir yang ada di sana siap untuk meliput kejuaraan antar sekolah sihir yang berskala international itu.

Seperti yang menjadi dugaan hampir seluruh siswa, wakil dari Dumstrang adalah Viktor Krum, murid Dumstrang dan juga seeker Timnas Quiditch Bulgaria. Saat Piala Api memuntahkan secarik kertas lagi, ternyata yang menjadi wakil dari Beaubaxtons adalah Fleur Delacour, murid Beaubaxton yang cantik dan sexy itu. Ternyata dia tak hanya cantik tapi juga penyihir berbakat, hingga Piala Api pun memilihnya sebagai peserta. Sedangkan peserta dari Hogward adalah Cedric Diggory, murid Huflepuff. Harry sebenarnya akan lebih suka kalo yang menjadi wakil dari Hogward adalah murid dari Griffindor, tapi Cedric juga lumayan. Dia cukup cool. Akhirnya ketiga wakil untuk Turnamen Tri Wizard lengkap sudah.

Tiba-tiba Piala Api berubah lagi nyala apinya. Dari biru menjadi merah menyala, persis seperti saat piala itu akan mengeluarkan kertas nama para peserta tadi. Dan semua orang yang ada di aula itu begitu kaget saat tiba-tiba Piala itu mengeluarkan lagi secarik kertas. Kertas itu melayang di udara dan segera menjadi pusat perhatian semua orang.

Dengan gerakan yang tangkas, Dumbledore menangkap secarik kertas itu. wajahnya tampak kaget setelah melihat apa yang tertulis di kertas itu. Kemudian dengan suara gemetar tapi tetap lantang dan terdengar jelas, Dumbledore pun mengucapkan sebuah nama.

“Harry Potter”


* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * ** * *

“Brengsek!”, caci Harry sambil melempar buku pelajaran sihrnya ke atas meja. Mood Harry sedang benar-benar jelek hari itu. Harry masih tak habis pikir, bagaimana bisa namanya keluar dari Piala Api dan dia pun harus mengikuti Turnamen Triwizard. Semua murid Hogward menuduhnya berbuat curang dan Malfoy beserta gerombolannya membagi-bagi Pin bertuliskan “Dukung Cedric, wakil Hogward yang asli”. Tapi Pin itu bisa berubah dan berganti tulisan menjadi “Potter Bau” atau “Potter, wakil palsu”, serta kata-kata hinaan yang lain.

Harry sudah terbiasa dengan tingkah Malfoy yang memang membencinya. Yang membuat Harry suntuk adalah tingkah Ron, yang ikut-ikutan menuduhnya curang dan marah pada Harry karena tak bercerita padanya. Satu-satunya teman Harry yang percaya bahwa dia tak berbuat curang dan tak mendaftarkan diri cuma Hermione.

Belum habis masalah dengan Ron yang meruwetkan pikirannya, masalah Harry bertambah lagi yaitu naga. Harry mendapat bocoran dari Hagrid bahwa ujian pertama dalam turnamen triwizard adalah menghadapi naga. Harry sudah melihat naga-naga itu. Mereka begitu ganas dan mengerikan. Harry yakin kalo pihak Dumstrang dan Beaubaxton juga tahu tentang ujian naga itu karena malam saat dia melihat naga, Harry juga memergoki kepala sekolah dari dua sekolah itu. Harry pun membagi bocorannya pada Cedric.

Sekarang tiga hari sebelum turnamen dimulai dan Harry belum mendapatkan akal bagaimana caranya menghadapi naga-naga itu. Dia begitu kesal.

“Hallo, Harry”, sapa sebuah suara serak.
“Oh, Hi. Profesor Moody.”, balas Harry saat melihat seorang pria setengah baya bertampang menyeramkan dengan kaki kiri palsu dan sebuah mata ajaib yang mengerikan di lubang mata sebelah kirinya. Mad Eye Moody pun segera duduk di kursi di depan tempat Harry duduk.
“Bagaimana Harry? Sudah dapat akal untuk menghadapi naga itu?”, tanya Profesor Moody tiba-tiba. Harry pun jadi kaget.
“Tenang saja Harry. Aku tahu kalo semua pihak yang mengikuti turnamen ini juga sudah mengetahui bocoran soal ujian pertama itu. Bahkan aku salut sama kamu, yang memberi tahu Cedric. Padahal dia kan juga saingan kamu.”, lanjut Profesor Moody.
“Mmm…saya pikir akan tidak adil kalo hanya cedric seorang yang tak tahu mengenai soal naga itu, Profesor. Dan  mmm….saya sama sekali belum tahu rencana apa yang akan saya gunakan dalam ujian nanti.”, jawab Harry.
“Jangan berpikir macam-macam Harry. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mereka harus mampu menggunakan kelebihan mereka itu untuk menutupi kekurangan mereka dan mengatasi semua masalah yang ada. Nah, sekarang apa kelebihan kamu?”
“Saya mmm… saya tak punya kelebihan apa-apa Profesor. Mmmm… mungkin Quiditch. Saya cukup lumayan diatas sapu terbang.”, kata Harry malu-malu. Profesor Moody pun tersenyum.
“Itu sudah cukup. Sekarang tinggal kamu pikirkan caranya menggunakan kemampuan terbang dengan sapu itu untuk menghadapi ujian nanti.”, kata Moody. Harry pun termenung sejenak. Kemudian wajahnya tampak berseri-seri dan percaya diri. Tapi sesaat kemudian, kembali menjadi tak yakin.
“Tapi kita tak diijinkan membawa sapu terbang.”, kata Harry.
“Tapi semua perserta diijinkan membawa tongkat sihirnya kan??!!!”, jawab Moody. Harry pun seakan teringat sesuatu dan wajahnya bersinar cerah kembali.
“Terima kasih Profesor.”, kata Harry sambil berlari meninggalkan Moody.


* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

“Accio Thunderbolt!”, teriak Harry sambil mengayunkan tongkat sihirnya pada sebuah sapu terbang yang diletakkan di sudut rauang kelas yang berseberangan dengan tempat Harry sekarang berdiri. Dengan ajaib, sapu terbang itu tiba-tiba melayang ke arah Harry yang segera menangkap gagang Thunderbolt, sapu terbang kesayangannya itu.

“Bagus, Harry. Kau mulai bisa menguasai mantera panggil itu.”, tiba-tiba terdengar suara seorang gadis. Gadis remaja yang usianya sebaya dengan Harry itu sedang berdiri tak jauh dari tempat Harry. Gadis itu berwajah cantik dengan rambut pirang yang ikal dan agak bergelombang. Tubuhnya ramping tapi sudah mulai menampakkan lekuk tubuh seorang wanita. Tingginya hampir sama dengan Harry, mungkin sedikit lebih pendek. Gadis itu adalah Hermione, sahabat Harry.

Harry tersenyum bangga dengan keberhasilannya menggunakan manter panggil. Sepagian ini, Harry meminta Hermione yang cerdas itu untuk mengajarinya mantera panggil itu. Dan siang ini dia berhasil. Harry berencana menggunakan mantera panggil itu untuk mendatangkan Thunderbolt-nya saat tantangan menghadapi naga pada turnamen Triwizard besok lusa. Harry merasa akan lebih percaya diri bila dia bisa menggunakan Thunderboltnya dalam menghadapi naga nanti.

“Jangan terlalu senang dulu Harry. Kau harus melatih mantera itu agar dapat memenggil benda yang jaraknya agak jauh dari dirimu, atau dari ruangan lain yang tak bisa kalu lihat dari tempatmu berdiri.”, kata Hermione. Tapi Harry sudah merasa sangat senang karena keberhasilannya tadi dan juga merasa cukup letih untuk terus berlatih hingga dia memutuskan untuk beristirahat.

“Kayaknya latihan hari ini cukup dulu. Aku sudah berhasil kan. Rasanya untuk memanggil suatu benda dari tempat agak jauh pasti tak akan sulit.”, kata Harry.

“Jangan meremehkan Harry. Kau harus terus latihan. Waktumu tinggal sehari lagi. Besok lusa ujian triwizard sudah dimulai. Memanggil benda dari tempat agak jauh, dimana kau tak bisa melihat benda tiu jauh lebih susah dari apa yang baru saja kamu lakukan. Kau harus latihan lagi Harry.”, kata Hermione.

Sayang mood Harry untuk berlatih mantera panggil sudah hilang sekarang. Harry berpikir hal itu masih bisa dilakukannya besok pagi. Sekarang perhatian Harry lebih terfokus pada sosok Hermione yang berdiri sekitar 3 meter dari dirinya. Pikiran Hary kembali dipenuhi dengan pelajaran yang dibacanya dari buku Sihir Hitam yang dipelajarinya diam-diam. Harry berencana menggunakan pelajaran Sihir Hitam itu pada Cho Chang, gadis ravenclaw yang berwajah oriental dan memiliki tubuh sexy dan merupakan gadis idaman Harry untuk menjadi pacarnya. Tapi Harry belum seratus persen yakin dengan keampuhan semua pelajaran yang ada di buku itu, dan bermaksud untuk melatihnya pada orang lain.

“Tenang saja, Hermione. Aku sudah mulai ahli menggunakan mantera ini kok. Lihat. Accio Wand.”, kata Harry yang diakhiri dengan ayunan tongkat sihirnyake tongkat sihir Hermione yang segera membuat tongkat Hermione melayang ke arahnya. Harry segera menangkap tongkat sihir Hermione dan menyimpannya di sakunya.
“Lumayan Harry. Tapi kau harus tetap berlatih. Sekarang kembalikan tongkat sihirku.”, kata Hermione. Tapi Harry tak menghiraukan Hermione, malah mengayunkan tongkat sihirnya kembali ke arah Hermione.

“Accio kancing.”, rapal Harry. Hermione begitu terkejut saat tiba-tiba saja seluruh kancing kemeja dan kancing celana jeans yang dipakainya seperti ditarik paksa oleh tangan yang tak terlihat. Kancing-kancing itu terlepas dan melayang juga kearah Harry. Tentu saja lepasnya kancing-kancing itu membuat kemeja yang dipakai Hermione terbuka dan Harry bisa melihat bra yang dipakai Hermione dan pusarnya lewat celah kemeja yang sedikit terbuka itu.

“Harry!!! Apa yang kau lakukan??!!!!”, bentak Hermione marah sambil berusaha menutupkan kemejanya yang sekarang tanpa kancing itu. 

“Accio Kemeja!”, Harry tak memperdulikan Hermione, malah dia merapal mantera itu lagi. Hermione jadi makin terkejut saat kini giliran kemejanya yang seperti ditarik sesuatu. Tentu saja, Hermione berusaha mempertahankan kemeja yang dipakainya. Tapi kekuatan sihir Hary benar-benar kuat. Hermione tahu kalo kekuatan sihir Harry paling kuat diantara teman-teman sekolah seangkatannya, bahkan dari murid Hogward tingkat atas sekalipim. Harry bisa melakukan mantera-mantera sihir yang membutuhkan kekuatan sihir besar seperti Patronus, mantera untuk mengusir Dementor. Bahkan cuma Harry seorang yang bisa melawan kutukan Imperio,salah satu dari kutukan tak termaafkan, yang dicobakan Profesor Moody pada semua muridnya agar mereka lebih siap dalam menghadapi kutukan yang sering dilakukan oleh komplotan Voldermort itu. Dan sekarang pun Hermione pun tak berdaya menghadapi kekuatan sihir Harry. Setelah berkutat beberapa saat, kemeja Hermione pun terlepas dari tubuhnya dan melayang juga ke arah Harry.

“Harry! Ada apa dengan kamu? Ini tidak lucu, tahu.”, kat Hermione sambil berusaha menutupi tubuh atasnya yang setengah telanjang dan hanya mengenakan bra saja dengan kedua tangannya. Kemarahan Hermione kini bercampur dengan rasa takut karena gadis itu merasa ada yang tak biasa dengan sikap Harry. Harry hanya tersenyum sambil menatap Hermione dengan pandangan aneh. Hermione seperti melihat sisi dari Harry yang tak pernah dikenalnya sebelumnya. Sisi yang gelap dan menakutkan dari Harry Potter.

Belum hilang kekagetan Hermione dengan tingkah laku Harry yang aneh itu, tiba-tiba Harry kembali mengucapkan beberapa mantera yang tak dikenal oleh Hermione. Hermione hanya merasa kedua tangannya seperti dipaksa terangkat ke atas, kemudian entah darimana muncul tali yang  yang mengikat setiap pergelangan tangan Hermione yang sekarang terangkat ke atas dengan sudut 45 derajat menghadap keluar, sehingga tangan Hermione seperti membentuk huruf V. Tali itu terhubung dengan langit-langit ruangan itu.  Hermione pun makin tak berdaya dalam posisi ini. Walaupun gadis itu mencoba meronta sekuatnya tapi tetap tak bisa terlepas dari ikatan tali itu.

Harry perlahan mendekati Hermione sambil tersenyum misterius. Hermione merasakan perasaan takut yang aneh saat Harry makin mendekat. Hermione seolah melihat sosok Harry Potter yang lain. Bukan sosok Harry Potter, sahabat karibnya yang baik hati. Sosok Harry yang sekarang dilihatnya mempunyai wibawa yang begitu kuat. Harry memang pada dasarnya memilik wibawa yang kuat tapi wibawanya itu lebih dikarenakan karena sifatnya yang pemberani, baik hati dan setia kawan, bersedia menempuh bahaya demi teman-temannya atau orang lain. Tapi wibawa yang meliputi sosok Harry yang sekarang begitu berbeda. Ada kesan menyeramkan yang membuat Hermione menjadi ketakutan.

Harry sekarang berdiri tepat dihadapan Hermione. Kedua tangannya lalu meraih ke belakang punggung Hermione dan dengan cepat melepaskan kaitan bra yang dipakai Hermione, membuat gadis remaja itu begitu tercekat, tak percaya kalo sahabat karibnya melakukan itu semua.

“Aaihh!!!! Har….Harry, ini…ini tidak benar Harry. Tolong hentikan.”, rengek Hermione yang begitu kaget saat Harry tiba-tiba saja menarik branya dengan kuat hingga putus dan terlepas dari tubuhnya.

Harry tak memperdulikan rengekan Hermione. Perhatiannya sekarang terfokus pada keindahan tubuh bagian atas Hermione yang telanjang dan terpampang bebas di hadapannya. Hermione memang cantik, dan tubuhnya juga indah. Payudaranya memang baru dalam proses pertumbuhan dan hanya berupa gundukan mungil.. Harry tahu kalo payudara Hermione tidaklah semontok payudara Cho Chang atau wanita yang dilihatnya dalam ingatan Voldermort (baca HP1). Tapi cukup serasi dengan tubuhnya yang ramping, apalagi putingnya terlihat begitu menggiurkan. Puting Hermione berwarna coklat muda, tampak serasi dengan kulitnya yang putih mulus. Apalagi puting itu mencuat dan mengeras karena hembuasan angin dingin yang menerpa tubuh telanjang gadis remaja itu.

“Hentikan Harry. Lep…hhmmpppp……hhmmmppp….”, Hermione tak mampu menyelesaikan kata-katanya karena dengan cepat tangan Harry menarik wajahnya dan bibir Harry segera melumat bibir Hermione dengan ciuman yang begitu bernafsu. Hermione berusaha menolak, tapi ikatan tali di kedua tangannya membuat gadis itu tak berdaya saat bibir Harry mencium bibirnya dengan paksa. Bahkan lidah Harry berusaha menyusup kedalam mulut Hermione dan mengajak lidah Hermione untuk ikut bermain.

Hermione merasa marah, malu, takut dan juga heran dengan kelakuan Harry yang tak seperti biasanya itu. Tapi disisi lain, perbuatan Harry memicu ingatan tentang kejadian di final piala dunia Quidditch saat Charlie, kakak Ron, mempermainkan tubuhnya dengan jari dan tangannya.

Sexopus Sensitivo”, bisik Harry saat dia akhirnya melepaskan ciumannya yang penuh gairah itu dari bibir Hermione. Tiba-tiba Hermione merasakan timbulnya gairah yang sama seperti saat final piala dunia quidditch lalu. Hermione merasakan gairah birahinya meningkat dengan cepat dan begitu kuat, tanpa dia tahu sebabnya.

“Hermione. Kamu cantik.”, kata Harry lalu melumat lagi bibir Hermione dengan penuh gairah. Kini Hermione seakan tak bisa menolak ciuman Hermione. Hampir seperti otomatis, gadis remaja itu pun membalas ciuman Harry. Bahkan lidahnya menyambut lidah Harry yang merangsek masuk di tengah-tengah ciuman mereka yang penuh gairah. Hermione merasakan gairah birahinya makin naik. Apalagi puting payudaranya mulai tergesek oleh sweater yang dikenakan Harry, mengirimkan sinyal kenikmatan yang menambah gairah gadis remaja itu.

“Payudara kamu mungil, tapi ngegemesin banget deh.”, puji Harry pada Hermione setelah melepaskan ciumannya yang membuat Hermione agak terengah-engah. Harry mengangkat tangannya lalu jemarinya menyusuri belahan dada dan gundukan mungil payudara Hermione dengan ujung jarinya. Sentuhan jari Harry seperti setengah mengambang, merayap dengan begitu lembut dan halus. membuat bulu kuduk Hermione berdiri  meremang.

“Hhmm..Harry, hentikan sshh…….”, Hermione berusaha menolak tapi sentuhan Harry berhasil memancing desah kenikmatan itu meluncur keluar dari bibirnya.

“Jangan, Harry. Jang aaahhhhhnnn……uughh….”, Hermione tak sanggup melanjutkan kata-katanya dan memekik saat bibir Hary tiba-tiba saja menghisap puting payudaranya dengan penuh nafsu. Hermione merasakan putingnya begitu sensitif dan saat gadis itu merasakan bibir dan lidah Harry yang basah dan hangat merambah puting, Hermione merasakan kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya dan membuat kakinya sampai gemetaran.

Harry kemudian mempraktekkan semua pelajaran untuk mencumbu titik sensitif wanita yang satu ini. Lidah dan bibirnya bergerak lincah mempermainkan payudara Hermione. Kadang lembut, kadang liar dan kasar. Kadang hanya mencium dan menyusuri payudara mungil itu dengan bibir dan lidahnya. Kadang menghisap kuat putingnya dengan bibirnya dan menjepit putingnya yang satu lagi dengan jarinya. Kadang Harry mencoba memasukkan seluruh bagian bukit mungil itu ke dalam mulutnya membuat Hermione memekik antara nikmat dan sakit. Harry terus mencumbu payudara Hermione selama beberapa menit sampai Hermione merasa puncak kenikmatannya akan datang hanya dengan cumbuan di dadanya saja.. Tapi Harry segera menghentikan perbuatannya sebelum hal itu terjadi.

Hermione menatap Harry dengan perasaan bercampur aduk. Ada rasa marah dan malu karena perbuatan Harry yang melecehkannya, ada rasa lega karena akhirnya Harry menghentikan tindakan yang kurang ajar itu. Tapi selain itu juga ada perasaan kecewa dan kesal karena Harry membiarkan nafsu birahinya yang terlanjur naik tanpa terselesaikan.

Harry hanya tersenyum, kemudian tangannya bergerak ke arah celana jeans yang dipakai Hermione. Jemarinya mulai melepaskan risleting celana itu lalu berusaha melucutinya. Hermione berteriak meminta Harry menghentika tindakannya. Untung saja Hary sudah memasang semacam mantera pelindungan di sekitar area itu hingga ruangan ini menjadi kedap suara, hingga Harry tak perlu kuatir jeritan Hermione akan terdengar orang lain.

Harry pun berdiri dia atas lutunya dihadapan Hermione agar dia bisa melepaskan celana jeans yang Hermione kenakan. Rontaan Hermione membuat Harry jadi sedikit mengalami kesulitan. Harry pun mendapat akal. Sambil terus berusaha melepaskan celana jeans Hermione, Harry segera mendaratkan bibirnya menciumi perut Hermione yang ramping dan rata. Lidahnya menyusuri pusar Hermione membuat lenguhan pelan meluncur keluar dari bibirnya.

Akal Harry rupanya membawa hasil. Perhatian Hermione jadi terbagi. Kini rontaannya jadi berkurang dan memudahkan Harry melaksanakan niatnya.  Dalam beberapa menit akhirnya Harry berhasil melucuti celana jeans Hermione sekalian dengan celana dalamnya.

Harry berhenti untuk menikmati pemandangan indah yang sekarang terpampang jelas di hadapan wajahnya. Vagina Hermione tampak begitu indah dalam pandangan Harry. Belahan vaginanya tampak begitu rapat menjanjikan sejuta kenikmatan. Di usianya yang baru 15 tahun, vagina Hermione tampak masih bersih, hanya ditumbuhi sedikit bulu-bulu halus yang jarang di bagian atasnya. Kontol Harry pun kontan makin mengeras dalam celananya.

“Harry! Apa yang kau lakukan?”, tanya Hermione saat melihat Harry menempelkan hidungnya ke selangkangan Hermione. Harry mengendus aroma kewanitaan Hermione dari vaginanya yang terlihat mulai lembap karena permainan Harry di payudaranya tadi. Penyihir remaja itu ternyata menyukainya dan menghirup aroma itu dalam-dalam.

Harry kemudian mengangkat satu kaki Hermione ke atas hingga belahan vagina itu kini merekah dan menampakkan liang vagina berwarna merah muda yang terlihat berkilauan dan begitu segar.

“Aaaghh…..hen…hentikan Harry aaugghh…..sstt….”, Hermione otomatis mendesah tak karuan saat Harry mulai menjulurkan lidah menjilati belahan vaginanya. Bahkan lidah Harry menyusup masuk ke dalam liang vagina Hermione yang segera membuat kenikmatan mulai menjalar ke seluruh tubuh gadis remaja berusia 15 tahun itu.

Hermione pernah membaca tentang oral seks, tapi gadis itu tak pernah membayangkan bahwa Harry mau menjilati bagian tubuhnya yang berfungsi untuk kencing itu. Hermione merasakan kenikmatan sepoerti yang pernah diberikan Charlie padanya saat pertandingan final piala dunia Quidditch, bahkan lebih nikmat. Hal ini dikarenakan Harry bisa lebih bebas mengeksplorasi vagina Hermione, tak seperti Charlie yang melakukannya dengan sembunyi-sembunyi. Tanpa dapat dicegah desah kenikmatan terus meluncur dari bibir Hermione yang berdiri dengan satu kaki terangkat dan kedua tangan terikat ke atas itu.

“Hah..hah…..Harrrryyyyy aaghhhh…..”, pekik Hermione saat gelombang kenikmatan itu mulai menerpanya. Pantatnya menggeliat liar tapi Harry memegangnya erat agar sasarannya tak lepas. Tubuh Hermione juga mulai menggeliat liar. Kalo saja kedua tangannya tidak terikat tali yang tergantung dari atas, Hermione pasti akan jatuh. Sementara itu Harry dengan rakus menjilati cairan kenikmatan Hermione yang membanjir keluar dari liang vaginanya.

Setelah orgasmenya mereda, Hermione pun hnya bisa berdiri terdiam menikmati sisa kenikmatan yang terasa masih mengaliri tubuhnya. Nafasnya terdengar agak berat. Gadis remaja itu memejamkan matanya sambil mengatur nafasnya kembali. Hermione baru membuka matanya saat tiba-tiba tali yang mengikat kedua pergelangan tangannya mengendur. Kondisi tubuhnya yang masih lemas membuat Hermione mau jatuh, tapi ada sepasang tangan yang menangkap tubuhnya dan membimbing tubuhnya hingga sekarang Hermione berdiri dgn bertumpu pada kedua lututnya. Dan ternyata mengendurnya tali-tali tiu bukan berarti terlepasnya ikatan di pergelangan tangannya. Tali-tali itu ternyata hanya mengendur hingga memungkinkan dia dalam posisi seperti sekarang, berdiri bertumpu pada kedua lututnya dengan tangan tetap terangkat keatas dan terikat tali. Saat Hermione membuka matanya, ternyata yang menolong menyanggahnya tadi adalah Harry Potter.

“Iiihhh….Harry! Apa yang kamu lakukan?”, jerit Hermione saat menyadari bahwa Harry ternyata berdiri dihadapannya dengan tubuh telanjang. Bagaikan tertarik magnet yang kuat, perhatian Hermione pun segera tertuju pada benda lonjong panjang yang bergerak seperti mengangguk-angguk pada selangkangan Harry. Baru pertama kali ini Hermione melihat langsung alat kelamin laki-laki. Walaupun baru pertama kali, tapi Hermione tahu kalo alat kelamin Harry lebih besar dan lebih panjang dari anak lelaki seusianya. Bahkan menurut statistik yang pernah dibacanya, ukuran penis Harry yang dia perkirakan sekitar 18 cm itu termasuk sedikit di atas rata-rata ukuran penis lelaki dewasa.

“Suka dengan apa yang kamu lihat, Hermione??”, kata Harry sambil tersenyum. Hermione melengoskan wajahnya yang bersemu merah. Gadis itu merasa marah pada Harry yang begitu kurang ajar, jengah karena melihat hal yang belum sepantasnya dilihat gadis seumuran dia, tapi selain itu Hermione juga menyadari timbulnya perasaan aneh pada dirinya saat itu. Walaupun Hermione mencoba mengalihkan perhatiannya, tapi entah kenapa alat kemaluan Harry bagaikan magnet yang membuat dia ingin menatpnya lagi. Hermione juga merasa vaginanya berdenyut, putingnya mengeras, dan gairah birahinya mulai bergolak kembali.

“Lepaskan aku, Harry.”, pinta Hermione. Tapi Harry tak menghiraukannya, bahkan Harry memegang batang kontolnya lalu menmpelkan ujungnya ke wajah Hermione. Harry memakai ujung kontolnya itu untuk menelusuri wajah Hermione yang cantik itu. Hermione merasa malu dan jengah, hingga gadis itu pun menutup matanya, sambil terus meminta Harry menghentikan tindakannya.

Tiba-tiba Hermione merasa rahangnya menjadi kaku dan bergerak di luar kemauannya sendiri. Hermione membuka matanya dan melihat Harry mengayunkan tongkat sihirnya ke arah wajahnya. Rupanya Harry yang membuat mulut Hermione kini membuka selebar mungkin dan membentuk seperti huruf O saja. Hermione tak bisa menghentikan perbuatannya yang dilakukannya karena mantera aneh dari Harry.

Hermione begitu kaget dan merasa jijik pada awalnya saat Harry tiba-tiba menjejalkan penisnya yang besar itu ke dalam rongga mulutnya. Hermione merasa mulutnya penuh dan seakan mau muntah. Tapi Harry tak memperdulikannya, dia bahkan memegang rambut Hermione dengan tangannya dan menggerakkan kepalanya sambil memaju mundurkan pinggulnya sendiri. Otomatis kontol Harry pun kini keluar masuk dalam rongga mulut Hermione.

“Uughh, yeah…. kamu mempunyai bibir dan mulut yang manis Hermione. Sempurna untuk memberikan kenikmatan bagi seorang pria.”, kata Harry sambil terus memperkosa mulut Hermione dengan kontolnya yang semakin mengeras. Bibir dan rongga mulut Hermione terasa begitu hangat dan memberikan kenikmatan pada batang kontolnya. Hermione yang berusaha menolak perbuatan Harry, malah membuat lidahnya bergerak tak karuan dan terasa seperti menjilati batang kontol Harry dalam mulutnya, memberikan Harry kenikmatan yang lebih lagi.

Hermione pun akhirnya menyerah dan membiarkan Harry terus melakukan perbuatannya. Bahkan lama-lama Hermione merasa rasa jijik nya berangsur hilang. Entah kenapa kini Hermione merasa rasa kontol Harry dalam mulutnya cukup lumayan. Aroma khas alat kelamin pria pun tak lagi membuatnya ingin muntah. Bahkan Hermione merasa vaginanya berdenyut kembali dan semua hal ini melah membangkitkan gairahnya. Kini Hermione menggerakkan lidahnya menjilati batang kontol Hary bukan dengan maksud mencoba meronta, tapi memang karena ingin merasakan rasa kontol yang kini bersarang di mulutnya. Ada perasaan bangga saat Hermione mndengar Harry melenguh nikmat dan itu juga memacu birahinya sendiri.

Hermione bahkan tak sadar kalo Harry telah menurunkan tongkat sihirnya dan mantera yang tadi mengontrol rahang mulutnya pun hilang sudah. Kini Hermione terus melumat kontol Harry dalam mulutnya tanpa paksaan dari mantera  Harry. Gadis cantik berusia belia itu tak berusaha menggigit batang kontol Harry untuk membalas semua perbuatannya, malah bibir dan mulutnya semakin rakus melumat kontol Harry dan berusaha memberi kenikmatan lebih pada sahabat karibnya itu..

“Yeah…nikmat banget, Hermione aahh….”, dengus Harry.
“Hmmmpp…..hhmmppp…..”Hermione hanya bisa menggumam tak jelas.

Selama beberapa menit, Hary terus memperlakukan mulut Hermione bagaikan vagina sampai akhirnya dia merasakan puncak kenikmatan akan segera menghampirinya.

Hermione pun bisa merasakan perubahan itu. Kontol Harry seakan berdenyut makin kencang dalam kulumannya. Sebagai murid Hogward yang paling pintar dan karena kegemarannya membaca, Hermione tahu bahwa Harry akan segera mencapai orgasmenya.

Tiba-tiba Hermione merasakan mulutnya makin penuh sesak. Hermione tak tahu ini cuma khayalannya atau bukan, tapi gadis remaja itu merasa kalo kontol Harry semakin membesar dalam mulutnya. Tadi walaupun dengan susah payah, tapi Hermione berhasil memasukkan seluruh bagian kontol Harry dalam mulutnya sampai pelir Harry menempel di dagunya. Tapi kini Hermione merasakan kontol Harry masuk makin ke dalam kerongkongannya sampai Hermione sedikit tersedak dan ingin muntah, dan masih ada jarak yang tersisa yang tak masuk dalam mulutnya. Bahkan rahangnya seperti dipaksa lebih melebar lagi karena desakan kontol Harry yang menyumpal mulutnya.

“Uughh…terima ini Hermione. Telen semuanyaaaaghhhhh……….”, dengus Harry saat puncak kemikmatan itu akhirnya didapatkannya dan kontolnya berdenyut keras memompa banyak sekali sperma yang menyemprot masuk dalam mulut Hermione. Hermione pun terpaksa menelan sperma Harry yang menyemprot dalam rongga mulutnya itu, tapi tetap saja ada sebagian yang meleleh keluar lewat celah bibirnya.

Hermione mengatur nafasnya yang hampir saja tersedak saat dipaksa menelan sperma Harry yang menyemprot dalam rongga mulutnya tadi. Ada perasaan lega, karena ternyata rasa sperma tidaklah seburuk seperti yang dibayangkannya. Bahkan Hermione sedikit menyukainya. Kemudian Hermione teringat sesuatu, dan gadis itu menatap ke arah kontol Harry yang sudah lepas dari mulutnya. Penis Harry memang besar dan masih tegang tapi ukurannya masih tetap sama seperti pada saat pertama kali Hermione memeganggnya tadi. Hermione bingung, kenapa beberapa saat tadi dia merasa kemaluan Harry bertambah besar dan panjang dalam mulutnya. Apakah semua itu hanya khayalannya saja??

Belum selesai Hermione berpikir, tiba-tiba tali yang mengikat kedua pergelangan tangannya tertarik lagi ke atas hingga Hermione pun terpaksa kembali berdiri dengan kedua tangan terikat dan terangkat ke atas. Tiba-tiba Harry memeluk tubuh Hermione dan mencium bibirnya dengan penuh gairah. Hermione yang awalnya tak membalas pun mulai terpancing gairahnya dan mulai membalas ciuman Harry beberapa saat kemudian. Hermione merasakan putingnya tergesek oleh dada Harry yang menempel erat dengan dadanya, membuat putingnya mengeras dan gairah birahinya meningkat.

Harry menggunakan tangan kanannya untuk mengangkat kaki kiri Hermione keatas hingga vagina Hermione kini merekah dan siap menjadi sasaran Joe jr. Harry menggunakan tangan kirinya untuk mengarahkan kontolnya tepat ke sasaran itu. Awalnya Hermione mengira bahwa jemari Harry kembali membelai vaginanya, hingga gadis cantik itu pun hanya mendesah pelan.

Tiba-tiba Hermione merasa vaginanya seperti terbelah saat dia merasakan ada benda yang berukuran lumayan besar berusaha menyeruak masuk ke dalam liangnya yang sempit itu. Otak cerdas Hermione membuat gadis itu segera tersadar apa yang sedang terjadi.

“Jangan Harry!!! Hentikan!! Lepasin akkhh…..”, Hermione mencoba meronta tapi tak berdaya. Hermione menjerit saat benda tumpul besar itu akhirnya berhasil menyeruak masuk ke dalam liang vaginanya yang perawan.

Hermione merasa dinding vaginanya dipaksa meregang sampai terasa perih, padahal penis Harry baru masuk kepala dan sedikit bagian batangnya saja.

“Uggh…memek kamu sempit banget, Hermione.”, lenguh Harry yang menikmati jepitan otot vagina Hermione yang begitu kuat. Harry bisa merasakan ujung kontolnya menyentuh selaput dara Hermione. Tapi Harry tak berusaha menembusnya dulu. Bahkan pemuda itu mulai mengeluar masukkan kontolnya dengan gerakan pendek dan perlahan. Hermione berusaha meronta dan meminta Harry melepaskannya tapi Harry tak peduli. Bahkan Harry malah melumat bibir Hermione agar gadis remaja itu terdiam.

Lama-lama Hermione mulai merasakan sesuatu yang lain. Rasa sakit dan perih di vaginanya makin berkurang seiring makin terbiasanya otot-otot vaginanya untuk menampung kontol Harry yang besar itu. Penis Harry memang hanya masuk sebagian saja dan tak sampai menembus selaput daranya, tapi gesekan penis Harry yang hanya masuk sedikit itu sudah mampu mengirimkan sinyal-sinyal kenikmatan yang mulai menjalar dari titik-titik sensitif di vaginanya ke seluruh tubuh. Gairah Hermione pun meningkat dengan cepat. Bahkan kini Hermione mulai meladeni lumatan bibir Harry di bibirnya.

“Hhhmmpp…hhmmppp…Harry…sakitttt aaaaagghh…..”, Hermione tiba-tiba menjerit karena perih dan panas kembali menyelimuti vaginanya. Ternyata Harry memaksakan kontolnya masuk makin ke dalam dan merobek hartanya yang paling berharga. Keperawanan Hermione telah direnggut oleh Harry Potter, sahabat karibnya sendiri.

Sementara itu Harry hanya bisa mendengus menikmati jepitan dinding vagina Hermione yang terasa begitu kuat dan nikmat menyelimuti kontolnya. Ujung kontolnya terasa menyentuh mulut rahim Hermione.Harry diam sejenak tak melakukan gerakan apa-apa agar Hermione bisa beradaptasi dengan kontolnya yang sudah bersarang sepenuhnya dalam memek gadis remaja itu.

“Aauggh…aughh…ssstt……saakiitt…..”, rintih Hermione ketika beberapa saat kemudian Harry mulai menggerakkan pinggulnya hingga batang kontolnya mulai memompa vagina Hermione dengan perlahan. Jepitan vagina Hermione yang begitu kuat membuat Harry hanya bisa melakukannya dengan perlahan karena Harry juga tak ingin membuat Hermione menjadi lebih kesakitan.

“Aahh….akhirnya aku bisa merasakan kenikmatan ini dengan tubuhku sendiri. Aku tak perlu lagi harus bersatu dengan ingatan Voldermort untuk merasakan kenikmatan ini lagi. Dan memek Hermmione ternyata begitu nikmat. Lebih nikmat dari cewek-cewek yang ada dalam ingatan Voldermort.”, pikir Harry dalam hati. Penyihir muda yang baru beranjak remaja itu hanya bisa mengeluarkan dengusan dan desah nikmat sambil terus menggerakkan pinggulnya memacu tubuh Hermione dengan kontolnya.

Hermione hanya bisa merintih perlahan dan gadis itu pun akhirnya menyandarkan kepalanya ke bahu Harry. Sementara itu Harry terus memacu kontolnya dengan perlahan di dalam memek Hermione sambil mendengus nikmat.

Beberapa saat kemudian, Harry merasa gerakan kontolnya dalam memek Hermione sedikit demi sedikit bertambah lancar karena cairan pelumas alamiah yg mulai membasahi rongga-rongga vaginanya. Hermione sendiri merasa rasa sakit dan perih di vaginanya perlahan berkurang. Bahkan gadis remaja itu mulai merasakan sensasi kenikmatan seperti tadi, mungkin lebih nikmat.

“Hermione. Coba kamu genggam tali yg mengikat tanganmu itu.”, pinta Harry. Paduan rasa perih dan perasaan nikmat aneh yg menjalar dari vaginanya, membuat Hermione tanpa sadar segera memenuhi permintaan Harry.

“Aiihh!!! Apa yang kau lakukan?”, pekik Hermione kaget saat tiba-tiba saja tangan Harry yang satunya mengangkat kaki Hermione yang masih berpijak di lantai. Kini Tubuh Hermione bergantung pada kedua tangannya yang menggenggam erat tali yang mengikat pergelangan tangannya. Dua telapak tangan Harry menopang buah pantat Hermione dengan kedua  kaki Hermione terkait pada lengan Harry. Tubuh Hermione sedikit miring kebelakang. Hermione pun segera mengaitkan kakinya pada lengan Harry sebisa mungkin karena takut terjatuh.

“Kamu akan menikmati ini semua Hermione.”, kata Harry sambil tersenyum. Sebelum Hermione bisa merespon perkataan Harry, tiba-tiba Harry menggerakkan kedua tangannya untuk mengayun tubuh Hermione. Harry memanfaatkan kedua kaki Hermione yang mengait di lengan dan sikunya, dan kedua tangan Hermione yang bergantung pada tali hingga pemuda itu hanya perlu menggunakan sedikit tenaga untuk mengayun tubuh Hermione. Posisi ini membuat tubuh Hermione seperti bergerak maju mundur dan kontol Harry pun seperti keluar masuk dalam vaginanya dengan bebas.

“Uughh…Harry sstt……ugghh…..”, Hermione tak kuasa untuk meronta atau mencoba melawan lagi. Perubahan tempo yang dilakukan Harry membuatnya hanya bisa melenguh. Vaginanya memang kembali terasa sedikit perih, tapi cairan pelumas alamiah yang dikeluarkan vaginanya membuat rasa perih itu banyak berkurang. Yang membuat Hermione jadi sedikit lupa diri bukanlah rasa sakit itu, melainkan rangsangan sensasi kenikmatan yang makin menggila, menjalar dari setiap pori-pori dinding vaginanya sampai ke seluruh tubuhnya.

“Aaaghh…its so good Hermione. Memek kamu enak banget aaghh….”, lenguh Harry merasa bagai di atas surga. Gesekan permukaan batang kontolnya dan dinding vagina Hermione yang menjepit erat membuat Hary merasakan kenikmatan yang selama ini selalu diimpikannya. Apalagi dinding vagina Hermione seakan bisa berdenyut dan memijat dalam cengkramannya yang kuat itu.

Plookk…plokkk….uughh…aghhhh…plokkk…ssstt…agghhh….
Suara benturan pinggul Harry dan pantat Hermione bersahutan dengan lenguh dan desah kenikmatan dua remaja yang sedang dimabuk kenikmatan terlarang itu. Hermione sepertinya sudah melupakan bahwa dia tadi dipaksa dan diperkosa oleh Harry Potter, sahabat karibnya itu. Setiap hentakan kontol Harry yang melesak sampai ujungnya menyentuh mulut rahimnya membuat Hermione mendesah makin keras.

Beberapa menit berlalu, keringat sudah membasahi tubuh telanjang dua penyihir remaja itu. Hermione kini merasa kenikmatan yang sedari tadi menjalar ke seluruh tubuhnya kini seakan berkumpul menjadi satu gelombang besar dan siap menenggelamkannya.

“Harryyy…..aku aagghh……”, jerit Hermione saat gelombang kenikmatan yang makin membesar itu akhirnya menghempaskannya. Tubuhnya menggeliat liar, kakinya berusaha menjepit tubuh Harry. Vaginanya berdenyut liar dan mencengkram kontol Harry makin erat. Harry pun meringis dan melenguh menahan jepitan vagina Hermione yang makin nikmat itu. Untung saja, Harry sudah mempelajari buku sihir hitam itu dan sudah merendam kontolnya dalam ramuan-ramuan sihir, kalo tidak mugkin Harry pun sudah ikut orgasme dalam cengkraman vagina Hermioone yang begitu nikmat itu. 

Walaupun sebenarnya orgasme itu hanya datang selama beberapa saat saja, tapi Hermione merasa sensasi yang dashyat itu seolah berlangsung selama berjam-jam. Begitu melelahkan, tapi terasa begitu nikmat luar biasa. Hermione pun merasa tubuhnya lemas, untung saja Harry langsung memeluk tubuhnya hingga Hermione bisa melepaskan cengkramannya pada tali yang mengikat pergelangan tangannya. Gadis cantik itu terlihat bernafas agak berat sambil memejamkan matanya.

Harry segera mengucap mantera dan tali yang mengikat pergelangan tangan HErmione pun menghilang. Secara reflek, Hermione mengalungkan kedua tangannya merangkul leher Harry. Hermione memeluk erat tubuh Harry masih dalam gendongan Harry dan kontol Harry masih menancap dalam liang senggamanya yang berkilauan karena cairan kenikmatannya yang sampai membanjir keluar membasahi pangkal paha mereka berdua.

Perlahan Harry merendahkan tubuhnya hingga Harry bertumpu pada lututnya. Kemudian Harry perlahan merebahkan tubuh Hermione hingga terlentang di lantai ruangan yang terbuat dari kayu itu. Semua itu dilakukan Harry sambil tak melepaskan kontolnya dari cengkraman vagina Hermione. Hingga kini Harry dan Hermione pun dalam posisi misionaris.

Harry yang belum mendapatkan kepuasannya, tak memberi kesempatan pada Hermione untuk beristirahat. Pinggulnya segera bergeraka dengan penuh nafsu, dan kontolnya pun memborbardir vagina Hermione dengan penuh tenaga dan tempo cepat.

Plok..plok..plok…
Suara hantaman pinggul Harry dan pantat Hermione terdengar keras. Hermione pun hanya bisa pasrah dengan perbuatan Harry. Gadis remaja yg cantik itu hanya terbaring sambil membuka kakinya lebar-lebar. Dari bibirnya sesekali terdengar lenguh dan desahan yg terdengar erotis di telinga Harry.

Kedua tangan Harry menapak di samping kiri kanan tubuh Hermione dan menjadi tumpuan tubuhnya yang terus bergerak memacu tubuh Hermione. Posisi misonaris ini bagi Harry mempunyai satu kelebihan, yaitu Harry dapat dengan bebas menatap wajah Hermione yang cantik  Gadis yang disetubuhinya dengan paksa tapi kini wajahnya membiaskan birahi yang menguasainya dan tak mampu ditolaknya. Bahkan saat Harry menundukkan wajahnya dan melumat bibirnya yang manis, Hermione pun membalasnya dengan gairah yang sama.

Dengan posisi ini, Harry juga menjadi lebih bebas untuk mencumbu bagian tubuh Hermione yang dia inginkan. Kadang Harry melumat bibir Hermione yang manis, kadang merayap turun mencumbu leher jenjangnya yang menggoda. Bahkan Harry bebas melumat payudara mungil Hermione dan memainkan putingnya yang makin mencuat dan mengeras dengan bibir dan lidahnya.

“Aaahh..aahhh…..sstt….ahhh….”, desis Hermione yang kembali terbangkit gairah birahinya. Bahkan penyihir remaja yang cantik dan cerdas itu terkadang  memutar pinggul dan pantatnya, hingga vaginanya seakan begitu rakus menyambut setiap rojokan kontol Harry.

Sedangkan Harry terus menggenjot vagina Hermione yang terasa begitu nikmat menjepit kontolnya. Penyihir muda itu kini berusaha mencapai kepuasannya sendiri yang belum terlampiaskan. Harry merasa seks di dunia nyata bahkan terasa berjuta kali lebih nikmat daripada di alam mimpi dan ingatan voldermort.

Peluh mulai membasahi tubuh dua remaja itu. Desah kenikmatan mereka saling bersahutan dan berpadu dengan suara benturan tubuh mereka dan suara kecipak vagina Hermione yang makin membanjir dan dikocok dengan liar oleh kontol Harry.

Beberapa menit kemudian Hermione merasa bahwa sensasi kenikmatan itu akan menenggelamkannya lagi. Kakinya mengait paha Harry dan membantu pinggul Harry menghentak hingga kontol Harry merojok vaginanya yang makin gatal dengan lebih kuat lagi.

“Harry!!! I’m commiinnggggg aaggghhh…..”, jerit Hermione sambil tubuhnya menggeliat liar dalam orgasmenya.

Kali ini Harry merasa tak akan bisa bertahan lebih lama lagi karena jepitan vagina Hermione terasa makin menggila dan begitu nikmat. Harry pun makin cepat memacu memek Hermione berusaha mencapai puncak kenikmatannya yang begitu dekat dan tak memperdulikan Hermione yang menjadi lemas setelah mendapatkan orgasmenya.

Tiba-tiba Hermione kembali merasakan hal aneh itu lagi. Kini dia merasakan memknya terasa makin sesak dan dipaksa meregang lebih lebar lagi hingga gadis itu sedikit merasa sakit. Hermione merasa kontol Harry makin membesar dalam memeknya sama seperti tadi waktu sebelum Harry menyemprotkan maninya ke mulutnya tadi.

Walaupun Hermione masih merasa lemas setelah orgasme tapi keingin tahuannya yang besar dan rasa ingin membuktikan dugaannya, membuat Hermione berusaha bangkit. Hermione mengangkat kepala dan tubuh bagian atasnya dengan bantuan kedua sikunya yang kini menjadi tumpuan. Hermione pun kini bisa dengan bebas menyaksikan kontol Harry yang bergerak liar keluar masuk dalam memeknya.

Pemandangan itu terlihat begitu eksotis bagi Hermione dimana memeknya yang mungil diterobos oleh kontol Harry yang besar. Tapi tidak hanya itu. Hermione begitu kaget saat melihat bahwa kontol Harry memang sepetinya bertambah besar dan panjang. Bila Hermione tak salah duga, kontol Harry yang tadinya sepanjang 18 cm kini berubah menjadi sekitar 22 cm dan diameternya juga bertambah besar. Kontol itu terasa menusuk makin dalam ke dalam vagina Hermione, dan masih juga menyisakan sedikit bagian yang tak bisa masuk.

“Hermione. Aku keluarrrrghh………”, jerit Harry sambil menarik kontolnya perlahan hingga hampir keluar dari vagina Hermione. Tiba-tiba Harry menghentakkan pinggulnya sekuat tenaga dan kontolnya yang sekarang bertambah besar itu kembali menerobos vagina Hermione dengan sekuat tenaga dan sedalam mungkin.

“Aaaaghhhhh……..”, jerit Hermione saat gadis remaja itu merasakan ujung kepala kontol Harry menyeruak masuk dengan paksa ke dalam mulut rahimnya. Dan Hermione merasakan semprotan cairan hangat yang begitu kuat dan banyak sekali menyembur dari kontol Harry dan langsung memenuhi rongga rahimnya. Hermione merasa kesakitan tapi juga merasakan sensasi yang begitu luar biasa hingga gadis remaja itu mendapatkan orgasmenya lagi.

Setelah pertarungan yang begitu panas dan erotis itu, suasana ruangan itu kini menjadi hening. Hanya terdengar desah nafas berat kedua penyihir remaja yang masih berpelukan di lantai ruangan itu, dimana Harry masih menindih Hermione dengan kontolnya masih menancap dalam liang vagina gadis remaja itu.

Tiba-tiba saja Harry menarik tubuhnya dari Hemione. Wajahnya pucat pasi. Penyihir muda meringsut mundur sampai punggungnya membentur tembok.
“Kenapa aku ini??!! Apa yg sudah kulakukan???!!”, Harry berteriak. Rupanya saat nafsunya sudah terlampiaskan, sisi gelp Harry berangsur menghilang. Pikiran dan akal sehatnya pun kembali. Harry begitu menyesal telah melakukan perbuatan yang begitu bejatnya pada sahabat karibnya sendiri. Hary begitu marah pada dirinya sendiri yang tak mampu melawan sisi gelap yg ada didirinya sejak bekas luka berbentuk petir itu ditorehkan Voldermort saat berusaha membunuhnya saat bayi. 

Sementara itu Hermione hanya menatap sahabatnya itu. Terlihat jelas penyesalan yang terpancar di wajah Harry. Kemarahan Hermione pada Harry yang memperkosanya (walaupun Hermione juga menikmatinya), kini berkurang sebagian.

Plaakkk…..
Tiba-tiba Harry menampar pipinya sendiri dengan keras.
PPLLAAAAKKK!!!!
Sekali lagi. Kini bahkan samapi ujung bibir Harry sedikit terluka dan ada sedikit darah disana.

“Hentikan, Harry!”, teriak Hermione sambil menghampiri Harry yang kini duduk meringkuk dengan wajahnya bersembunyi diantara kedua lututnya yang ditekuk rapat. Hermione dapat mendengar isak Harry yang menangis menyesali perbuatannya.

Kemarahan Hermione hilang sudah, berganti dengan rasa iba pada sahabat yg sudah merenggut keperawanannya itu. Sejak pertama kali berkenalan dengan Harry, Hermione tak hanya menganggap Harry sebagai sahabat melainkan bagai saudara yang selalu dirindukan seorang anak tunggal seperti dirinya. Nasib Harry yang begitu tragis, yatim piatu sejak kecil, menjadi pusat perhatian semua orang (hal yang tak diinginkan oleh Harry) gara-gara bekas luka di dahinya dan takdirnya sebagai anak-yang-bertahan-hidup, membuat Hermione ingin menjaga Harry bagaikan seorang kakak perempuan pada adik laki-lakinya.

Hermione mengangkat tangannya. Jemari lentiknya mengelus lembut rambut Harry yang semakin acak-acakan karena pemuda remaja itu tadi sempat menjambak rambutnya sendiri saat menyesali perbuatannya.
“Ssshh…sudah Harry. Hentikan. Jangan menyakiti dirimu sendiri.”, kata Hermione dengan lembut. Perlahan Harry mengangkat wajahnya menatap Hermione dengan pandangan menyesal.

“Ma..maafkan aku, Hermione. Aku memang jahat. Voldermort tak hanya meninggalkan bekas luka didahiku ini saat dia berusaha membunuhku dahulu. Dia juga meninggalkan sesuatu yang hitam, sesuatu yang jahat. Aku bisa merasakannya Hermione. Aku takut…aku takut kalo aku akan menjadi seperti dia, Hermione.”, kata Harry.
“Omong kosong. Tak ada hal yang seperti itu Harry. Itu hanya perasaanmu saja.”, bantah Hermione.
“O yaa??? Coba jelaskan, bagaimana aku bisa berbicara dengan ular dengan porseltongue? Bagaimana kadang aku bisa melakukan sihir yang sangat kuat, yang aku sendiri tak yakin mampu melakukannya? Itu semua adalah dia, Hermione. Voldermort. Sebagian dari dirinya tertinggal didiriku saat dia berusaha membunuhku. Dan makin hari dia semakin kuat. Aku takut jiwa voldermort yang jahat itu akan menguasai aku dan aku akan menjadi jahat seperti bajingan itu. Aku takut Hermione.”
“Porseltongue itu adalah bakat bawaan Harry. Tak ada yang tahu kenapa seseorang bisa menguasainya dan kenapa yang lain tidak. Kebetulan saja kau menguasainya. Dan soal kemampuan sihirmu, itu semua memang kelebihanmu. Kau seorang penyihir berbakat Harry. Kekuatan sihirmu paling kuat diantara teman-teman kita. Bahkan Dumbledore pun mengakuinya. Dan itu semua mungkin dikarenakan karena kedua orang tuamu adalah penyihir-penyihir berbakat yang pernah dihasilkan oleh Hogward. Dan bakat mereka berdua menurun padamu.”, bantah Hermione menggunakan semua logika dan pengetahuannya untuk membuat Harry berhenti menyalahkan dirinya sendiri dan menganggap dirinya sama jahatnya dengan Voldermort.
“Terus, bagaimana dengan perbuatanku terhadap kamu, Hermione? Aku begitu tega melakukan semua itu sama kamu. Aku memang bejat. Aku jahat. Aku ini jelmaan Voldermort. Dasar Bajingan! Plakkkk…..!!!”, Haryy mengakhiri kata-katanya dengan tamparan kerasa ke pipinya sendiri. Tamparan itu begitu keras hingga ujung bibir Harry sedikit berdarah.

Tangan Hermione segera memegang tangan Harry, mencoba menghentikan sahabatnya itu melukai dirinya sendiri. Kemudian kedua tangan Hermione meraih kepala Harry dan memeluknya didadanya bagaikan seorang ibu atau kakak yang menyayangi anak atau adiknya sendiri. Hermione melakukan semua itu hanya dengan insting dan lupa bahwa dia dan Harry masih sama-sama telanjang. Hermione tak menyadari atau tak peduli bahwa wajah Harry sekarang menyusup diantara belahan payudara mungilnya karena dekapannya sendiri.
“Ssshh…jangan bilang begitu Harry. Harry Potter dan Lord Voldermort bukanlah orang yang sama. Harry Potter adalah penyihir remaja yang baik, setia kawan dan pemberani. Harry Potter yang kukenal bukanlah orang jahat. Nngg…Itu semua terjadi karena dorongan wajar yang dialami oleh remaja seumuran kita yang mempunyai keingin tahuan yang besar tentang sex dan masih tak bisa mengontrol gairah birahi yang merupakan hal alami yang ada di setiap manusia.  Kamu hanya harus belajar mengontrol gairah itu Harry.”, kata Hermione.

Sementara itu Harry yang didekap Hermione hingga wajahnya menempel di belahan payudara mungil gadis remaja cantik itu seperti terbius. Kegelapan dalam dirinya yang tadi menghilang karena penyesalan, kini mulai timbul kembali. Harry bisa merasakan kekenyalan payudara mungil itu dan kehangatan serta wangi tubuh Hermione yang membuat dirinya kembali lupa diri.
“Kamu bohong Hermione. Kamu mengatakan semua itu hanya kerana ingin aku tidak merasa bersalah lagi. Aku yakin itu cuma alasan yang kamu buat saja, Hermione. Mungkin Cuma aku seorang yang pikirannya diracuni tentang sex, bahkan berani memaksamu melakukannya denganku.”, kata Harry.
“Tidak, Harry. Bahkan aku pun pernah memikirkan tentang hal itu. Tentang sex, maksudku. Yaa…mungkin aku sedikit marah kepadamu yang mengambil kehormatan yang kujaga dengan paksa. Tapi setidaknya aku kehilangan kegadisanku dengan orang yang kupercaya, orang yang menjadi sahabat baikku  sendiri.”, Hermione kembali berkilah, mencoba membuat Harry berhenti menyalahkan dirinya sendiri.

“Benarkah, Hermione? Ah, kau hanya mengatakan itu semua karena kasihan padaku. Akui saja Hermione. Aku ini memang jahat. Aku akan menjadi seperti Voldermort.”, kata Harry sambil mendongakkan kepalanya dan menatap Hermione dengan pandangan aneh. Hermione mengira Harry masih merasa marah pada dirinya sendiri. Hermione mengira Harry terus menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian tadi. Hermione tak ingin semua itu terjadi. Hermione tak ingin kalo sahabatnya itu, yang merupakan penyihir yang berbakat, baik hati, setia kawan dan pemberani menjadi hancur karena rasa penyesalan yang berlebihan.

“Tidak, Harry. Aku berkata yang sebenarnya. Dari buku yang pernah kubaca, hampir 90 persen remaja seusia kita pasti pernah memikirkan tentang hal itu mmm…. Maksudku sex. Aku pun pernah. Dan seperti yang aku tadi bilang, aku masih bisa dibilang beruntung karena pengalaman pertamaku setidaknya dengan orang yang kupercaya, sahabatku sendiri.”, bujuk Hermione.

“Mmm…jadi kamu sama sekali gak akan marah kalo aku melakukan inimmmppphh…..”, kata Harry yang diakhiri tangannya menarik tubuh Hermione hingga payudara Hermione tepat didepan bibir Harry dan Harry pun segera mengulum putting payudara Hermione dengan bibirnya.

‘Aiih…lepaskan , Harry!!!”, kata Hermione sambil meronta dan melepaskan diri dari dekapan Harry.. Harry pun memasang tampang merajuk.

“Aku tahu. Semua yang kamu katakan tadi itu bohong Hermione. Ini buktinya. Cuma aku seorang yang tak bisa menahan keinginan untuk mengulum putting payudaramu yang indah. Melihat payudaramu yang indah itu, di dalam pikiranku hanya ingin meremasnya gemas, menjilat dan menghisap putingnya. Aku jahat Hermione. Pikiranku benar-benar kotor. Aku sama dengan Voldermort, Hermione.”, kata Hary pura-pura marah pada dirinya sendiri.

“Eh….nngg…aku tidak bohong, Harry. Mmm…aku tadi hanya kaget aja. Sebenarnya nngg… wajar buat remaja cowok  seperti kamu bila terangsang melihat cewek telanjang seperti aku.”, kata Hermione berusaha berkilah dengan logikanya.

“Benarkah, Her-mi-o-ne???”, kata Harry perlahan sambil tangannya merengkuh pinggang Hermione yang ramping dan menariknya mendekat. Hermione terlihat salah tingkah. Perlahan Harry menjulurkan lidahnya dan menjilat putting Hermione.

Hermione benar-benar bingung tak tahu harus berbuat apa-apa. Gadis itu ingin semua ini berhenti dan melarang Harry melakukan semua ini padanya tapi Hermione tak ingin Hary kembali menyalahkan dirinya sendiri. Disamping itu, perbuatan Hary yang semakin berani dengan mulai menyelingi jilatan lidahnya dengan hisapan kuat pada putting dan bukit payudara mungilnya serta tangan Harry juga mulai bergerak mengelus dan mengusap lebut belahan vaginanya, membuat Hermione mulai merasakan getaran-getaran aneh yang membuat gadis itu tak bisa berkosentrasi. Harry Potter pun tak menyia-nyiakan kebingungan Hermione. Pemuda remaja itu pun terus menyerang titik sensitif Hermione dengan gencar.

“Ssshh….hmmm….Harry……eesssshhh……”, lenguhan lirih pun terlepas keluar dari bibir manis Hermione. Cumbuan Harry yang terus menyerangnya di saat Hermione masih dalam kebingungan membuat gadis itu lengah. Kini cumbuan Harry sudah terlanjur membangkitkan gairah dalam dirinya. Payudara mungilnya makin mengeras, putingnya pun makin mencuat, belahan vaginanya pun mulai basah karena gairah.

Tarikan tangan Harry yang memeluk tubuh Hermione membuat posisi Hermione yang tadinya berdiri diatas lututnya di depan Harry yang duduk, kini tubuh Hermione makin erat dan lekat dalam pelukan Harry, lutut yang menjadi tumpuan tubuhnya kini berada di samping kanan kiri Harry. Hermione mejamkan matanya sambil terus mendesis nikmat. Gadis remaja itu tak sadar bahwa perlahan Harry menggantikan jarinya yang tadi terus mengelus belahan vaginanya dengan sesuatu yang lain. Kini Hary mulai mengarahkan kontolnya yang sudah tegang kembali menggesek belahan vagina Hermione yang semakin basah. Tiba-tiba saja Harry menarik tubuh Hermione turun ke bawah hingga kontol Harry yang sudah siap dalam posisinya iru melesak masuk ke dalam belahan sempit vagina Hermione yang hangat.

“Auuughh……sakit, Harry. Kenapa gak bilang-bilang dulu sih? Aaaghh…..”, Hermione menjerti sedikit kesakitan saat kontol Harry yang besar itu menghunjam sampai mentok dan terasa sampai ke mulut rahimnya. Harry Tak memperdulikan jerit kesakitan Hermione. Penyihir remaja itu asyik menciumi pangkal leher Hermione dan tangannya meremas gemas gundukan mungil di dada Hermione.

Hermione meringis kesakitan. Kontol Harry yang tiba-tiba saja menghunjam memeknya, membuat vaginanya yang masih belum begitu terbiasa dengan persetubuhan terasa nyeri. Gadis cantik yang baru beranjak remaja itu pun hanya bisa mengigit bibir bawahnya sendiri menahan rasa perih di selangkangannya itu. Tapi selain rasa perih itu, ternyata Hermione merasakan perasaan yang lain. Liang senggamanya yang terasa penuh sekali hingga seakan setiap bagian dari liang vaginanya diberi tekanan karena kontol Harry yang memenuhinya, membuat Hermione merasakan sesuatu yang lain. Sesuatu yang membuatnya merasa merinding dan membuat api gairah dalam dirinya perlahan mulai bangkit.

Beberapa saaat kemudian kedua tangan Harry merayap turun dan kini memegang bongkahan pantat Harmione, dan meremasnya dengan penuh gairah.

“Uggghhh….ssshhh…..”, desis Hermione saat perlahan Harry mengangkat pantat Hermione ke atas hingga hanya tinggal ujung kepala kontol Harry saja yang masih terjepit vaginanya. Gesekan kontol Harry pada dinding liang senggamanya seakan mengirimkan aliran sensasi yang membuat Hermione tak kuasa menahan desahan yang keluar dari bibirnya.
“Aaghh….”, Hermione kembali memekik karena Harry kembali menarik tubuh gadis remaja itu kebawah dengan keras hingga kontolnya kembali menghunjam liang memek Hermione dengan penuh tenaga. Rasa perih itu pun kembali dirasakan Hermione. Tapi rasa itu bercampur dengan perasaan nyaman karena liang vaginanya terasa penuh kembali. Harry kembali mengangkat tubuh Hermione dengan perlahan, lalu menariknya turun dengan cepat, begitu terus berulang. Sensasi kenimatan yang timbul karena perbuatan Harry segera membuat Hermione lupa diri dan hanya bisa memekik, mendesis, dan melenguh tanpa sadar.

Harry sendiri merasakan jepitan vagina Hermione dalam posisi seperti ini memberikan sensasi kenikmatan yang berbeda dari sebelumnya. Sepertinya cengkraman dinding vagina Hermione terasa lebih bervariasi. Penyihir remaja itu pun ikut mendesah diantara kesibukan bibirnya yang masih asyik berusaha menjilati payudara Hermione yang sekarang dirasanya agak susah karena gerakan tubuh Hermione yang naik turun.

Dua penyihir yang baru beranjak remaja itu pun kembali larut dalam api birahi. Setelah beberapa saat, Harry terpaksa melepaskna tangannya yang memegangi pantat Hermione untuk menangkap payudara mungil yang bergoyang naik turun di hadapan wajahnya. Tapi ternyata Hermione juga tak berhenti. Sekarang gadis remaja yang cantik itu menggerakkan tubuhnya sendiri naik turun di pangkuan Harry. Tampaknya Hermione sudah benar-benar larut dalam gairah birahinya hingga melupakan segalanya. Bahkan gerakan pinggulnya yang tak lagi dikontrol oleh tangan Harry tampaknya jadi semakin liar. Tak hanya bergerak naik turun tapi juga diselingi dengan gerakan berputar, membuat Harry Potter mendengus makin keenakan. Sepertinya Hermione yang hobby membaca dan sangat pintar itu, pernah melihat tayangan pentas musik di salah satu negara di Asia yang bernama Indonesia. Ada satu penyanyi dari aliran musik tradisional di negara itu (kalo gak salah “Dangdut music” namanya), penyanyi itu terkenal dengan “saw dancing”-nya (goyang gergaji), Hermione tanpa sadar menirukan gerakan saw-dancing (goyang gergaji) dari penyanyi itu, membuat gerakannya di atas kontol Harry bertambah liar.

“Oh, my god….aaahh……darimana kamu belajar ini, Hermione? It’s soooo gggooooddd…. Yeah……”, Harry bertanya sambil merem melek keenakan. Hermione tak menjawab dan hanya tersenyum pada Harry. Gadis remaja itu merasa di atas angin karena kini dia yang mengambil alih kontrol persetubuhan ini

Harry berpikir dalam hati, kalo dia jangan sampai kalah dari Hermione. Sisi gelap Voldermort yang ada dalam dirinya dan juga pembawaan wibawa Harry yang pada dasarnya kuat dan dominan, tak mengijinkan dirinya dikontrol oleh seorang wanita. Harry pun memikirkan sesuatu yang bisa membuatnya mengambil alih permainan ini. Harry mengingat pelajaran dalam “buku sihir hitam” yang dia pelajari. Harry mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya ke bibir Hermione dan berusaha menjejalkannya ke dalam bibir Hermione. Hermione yang tenggelam dalam birahi segera membuka bibirnya dan mengulum jari Harry dalam mulutnya seperti saat dia tadi mengulum kontol Harry.

Setelah jarinya basah dilumuri ludah Hermione, Hary pun menarik jemarinya. Tanpa sepengetahuan Hermione, Harry membawa jemarinya itu merayap kebelakang pantat Hermione. Dielusnya lubang pantat Hermione dengan ujung jari telunjuknya. Tampaknya hal ini menambahkan kenikmatan bagi Hermione karena gerakannya makin liar.

“Aaaaghhh….Harry! Aaa..apa yang kamu lakukan? Jangan dimasukkan kesitu. It’s hurt.”, teriak Hermione saat Hary tiba-tiba saja memaksakan telunjuknya memasuki liang anus Hermione yang perawan itu. Tapi Harry tak memperdulikan Hermione, bahkan Harry tak membiarkan persetubuhan ini berhenti. Harry menggunakan tangan yang satu lagi untuk kembali menggerakkan gerakan pinggul Hermione yang sempat terhenti. Sementara telunjuknya yang berada dalam liang anus Hermione melakukan gerakan keluar masuk.

Hermione memang merasakan sedikit perih karena liang anusnya yang belum pernah terjamah itu kini disumpal jari telunjuk Harry, Tapi di sisi lain, hal itu malah membuat tekanan yang dirasakan vaginanya yang masih tersumpal kontol Harry makin terasa nikmat. Campuran kedua rasa itu seperti memberikan rasa sensasi sendiri bagi Hermione. Apalagi lambat laun liang anusnya pun agaknya mulai beradaptasi. Bahkan beberapa menit kemudian, Hary mulai memasukkan 2 jari sekaligus ke anus Hermione, membuat gadis itu merasa makin penuh saja di selangkangannya.

“aah.. aah…aah…. Sshh…ahhh….”, Hermione hanya mendesah dan merintih merasakan sensasi kenimatan yang seperti menjalar ke seluruh tubuhnya dan menguasai dirinya.
“Uughh…ssh….kamu suka Hermione? Aahh…memek kamu rasanya menjepit kontolku makin kuat. Kamu benar-benar cewek yang binal Hermione. Kamu suka dan menikmati saat liang anus kamu diobok-obok jariku. Sepertinya kamu bakalan makin binal kalo ada dua kontol yang memenuhi memek dan anus kamu sekaligus.”, sisi gelap Harry yang makin membesar seiring dengan menigkatnya birahinya membuat penyirhir remaja yang biasanya sopan dan baik itu kini mengeluarkan kata-kata tak senonoh pada sahabatnya sendiri.

Persetubuhan panas yang dilakukan oleh dua orang remaja yang sebenarnya belum pantas melakukannya tiu terus berlangsung selama beberapa menit. Sampai akhirnya Hermione merasakan gelombang itu datang lagi dan lebih dashyat dari yang sudah-sudah.

“Harry! Agghhhh……aku….aaaghhh…..”, jerit Hermione saat orgasme panjang itu menyapunya. Tubuhnya menggeliat liar tak beraturan di pangkuan Harry. Kemaluannya menyemprotkan cairan kenikmatan yang segera membasahi kontol Harry dan ada yang meluber keluar. Vaginanya berdenyut dan mencengkeram begitu kencang hingga Harry pun tak bisa bertahan lagi, dan penyihir remaja itu pun orgasme menyusul sahabatnya.
“Oooughh……I’m coming too, Hermione aaaghhh….”, dengus Harry saat kontolnya dengan ajaib makin membesar lalu menyemprotkan benyak sekali maninya ke dalam memek Hermione. Hermione mendapatkan orgasme lagi saat kontol Harry tiba-tiba membesar dan terasa ujungnya memasuki mulut rahimnya. Gadis remaja itu sampai collaps dan tak sadarkan diri di pangkuan Harry karena kenikmatan yang terus menerus itu dan juga energinya benar-benar sudah terkuras karena pertarungan yang melelahkan ini.

Setelah beberapa saat suasana menjadi hening, Harry pun mulai bangkit, dan membaringkan tubuh Hermione yang sepertinya tertidur karena kelelahan di lantai ruangan. Harry segera memakai pakaiannya kembali, lalu mengambil tongkat sihirnya. Harry lalu mengayunkan tongkat sihirnya ke arah Hermione sambil menggumamkan sebuah mantera. Tiba-tiba saja, Hermione yang masih tak sadarkan diri itu kembali memakai pakaiannya sendiri dalam sekedipan mata. Gadis itu masih tertidur di lantai ruangan itu.

“Hhhmmm… sebenarnya aku masih ingin mencoba hal yang lain padamu, Hermione. Tapi sayang aku harus menghadapi naga dalam turnamen tiga penyihir besok. Bisa-bisa aku kalah, bukan saja karena kurang latihan, tapi juga kelelahan menikmati tubuhmu yang indah itu. Tapi waktu untuk itu masih banyak dan panjang he…he…he….”, kata Harry. Kemudian penyihir remaja itu pun meninggalkan sahabatnya yang masih tertidur di lantai ruangan itu.

“Hhhmmm….. dimana aku??? Oh, tidak. Tadi Harry…..”, Hermione yang perlahan mulai sadar, kemudian menjerit saat kelebatan ingatan mulai bermunculan di kepalanya. Tapi saat melihat dirinya berpakaian lengkap, Hermione merasa sedikit lega dan berpikir kalo semua yang ada di ingatannya hanyalah mimpi belaka. Tapi Hermione merasa selangkangannya terasa sedikit ngilu dan gadis itu merasa tak nyaman karena celana dalamnya terasa basah. Hermione pun buru-buru memeriksa dirinya sendiri.

“Oh, no. Semua ini bukan mimpi. Ini semua benar-benar terjadi. Harry…. Dan …aku….oohh…”, Hermione duduk terisak saat menyadari kalo semua yang melintas di ingatannya benar-benar terjadi dan bukan mimpi. Tapi yang membuat Hermione begitu shock, bukanlah kenyataan bahwa sahabat karibnya sendiri, Harry Potter, memperkosanya, tapi kenyataan bahwa dirinya juga menikmati semua itu. Bahkan Hermione ingat saat-saat dirinya dengan kemauan sendiri menunggangi kontol Harry dengan begitu liarnya. Gadis itu masih bingung dan mencoba mengingat semuanya. Tapi saat Hermione mencoba mengingat semua kejadian itu dan terbayang dalam pikirannya, entah kenapavaginany terasa kembali berdenyut dan payudaranya terasa mengeras.

” Ya, Tuhan. Apa benar kata Harry? Aku ini sebenarnya gadis binal yang begitu menyukai seks. Ohh, tidak.”, Hermione pun menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri mencoba mengusir semua bayangan menggairahkan yang bermunculan di pikirannya dan juga  sebagai penyangkalan bahwa dia bukanlah gadis binal seperti itu. Hermione pun bangkit dan buru-buru meninggallkan ruangan itu sambil berlari.

1 komentar: